PKP BAB I



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latarbelakang
Taman kanak-kanak merupakan jenjang pendidikananak usia dini setelah play group. Pendidikan anak usia dini bagi anak tidak terbatas pada taman kanak-kanak, tetapi juga bagi anak usia dini 2-3 tahun hingga sebelum SD. Usia pras ekolah yaitu dari usia3 hingga 6 tahun, merupakan masa yang amat khusus bagi kehidupan seorang anak karena selama masa ini seorang anak mulai membangun rasa percaya terhadap dunia lain disekitarnya, selain lingkungan keluarga. Mereka mulai belajar untuk tidak tergantung dengan orang lain dan membangun control diri. Serta belajar mengambil inisiatif dan secara aktif ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dapat diterima secara sosial.
Dalam World Book Dictionary ( 1994 : 690 ) emosi didefinisikan
sebagai “ berbagai perasaan yang kuat “. Perasaan benci, marah, takut dan senang. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.
Adapun Hurlock (1978 : 250) mengutarakan bahwa perkembangan social adalah merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial.
      Perilaku adalah cerminan kepribadian seseorang yang tampak dalam perbuatan dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan sekitarnya. Perilaku seseorang menunjukkan tingkat kematangan emosi, moral, agama, sosial kemandirian dan konsep dirinya. Tidak heran karena perilaku manusia terbentuk selama proses perjalanan kehidupan.
      Oleh karena itu, masa usia dini adalah masa yang peka untuk menerima pengaruh dari lingkungannya dalam hal ini orang tua, guru, sekolah untuk member pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu mengembangkan perilaku anak yang positif.
      Sering kali kita jumpai satu atau dari beberapa anak didik yang memiliki karakter seperti penakut, memiliki perasaan rendah diri dan malu. Perilaku-perilaku tersebut sebagai jenis perilaku “ neorotik “ namun kita akan menggunakan istilah yang lebih awam, yaitu insecure (perasaan tidak aman). Istilah tersebut menggambarkan anak-anak yang secara nyata memiliki kepercayaan diri yang kurang, dan mereka pun sering kali memilki perasaan takut dan cemas menurut (Schaefer dan Millman. 1981).
      Tentu saja semua anak memiliki perasaan-perasaan tersebut, namun derajatnya berbeda. Jika dialami secara serius, perasaan tersebut dapat menghambat anak dalam berbagai hal misal : anak yang pemalu dan rendah diri mungkin tidak berani mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan guru walaupun ia tahu jawaban dari pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, pengenalan sejak awal dapat membantu kita mengenali anak yang memiliki perilaku insecure.
      Reynold (1987) mengemukakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan permasalahan emosi adalah sebagai berikut :
1.      Latar belakang keluarga yang kasar, dimana kebiasaan kehidupan dalam keluarga ini selalu menggunakan cara-cara kasar.
2.      Perasaan tertolak secara fisik atau pun emosional oleh pihak lain.
3.      Kehilangan terlalu dini untuk merasakan kedekatan dengan orang yang disayanginya.
4.      Situasibaru, dimana anak belum siap dalam menghadapi dan tidak menemukan pasangan yang cocok untuk menemaninya.
5.      Mendapat gertakan, gangguan, ketidak ramahan dari anak yang lain.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di TK MUSLIMAT NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Kelompok A, diidentifikasikan beberapa masalah antara lain :
1.      Anak merasa takut akan adanya suatu bahaya karena emosi yang tidak menyenangkan, takut ditinggalkan.
2.      Memiliki perasaan yang tidak mampu atau minder, ragu-ragu untuk melakukan sesuatu, serta kurang memiliki keterampilan sosial.



Dari masalah-masalah tersebut diatas, maka penulis mengadakan
perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna untuk meningkatkan rasa percaya diri anak pada Kelompok A TK MUSLIMAT NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan.

B.  Rumusan Masalah
         Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai berikut. “Bagaimana cara penanganan dengan perilaku insecure (penakut, rendah diri, pemalu) Kelompok A TK MUSLIMAT NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan ?”

C.  Tujuan Penelitian
 Tujuan perbaikan kegiatan pengembangan ini, secara umum adalah untuk mengetahui cara penanganan insecure (penakut, rendahdiri, pemalu) serta membentuk emosional anak agar lebih berani, optimis dan percaya diri melalui kegiatan bermain dapat berinteraksi dengan teman.
      Tujuan perbaikan secara khusus adalah sebagai syarat memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP S1 PAUD) (4501) Universitas Terbuka, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat strategi sekolah terutama dalam penanganan anak insecure serta sebagai sumbangan informasi bagi kegiatan     penelitian sejenis dalam skala yang lebih luas dan mendalam.

D.   Manfaat Penelitian
             Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.         Penulis dapat inspirasi untuk membuat karya ilmiah dengan penanganan perilaku insecure.
2.         Anak dapat berperan aktif bersama teman-teman dan bersosialisasi supaya anak tidak lagi mempunyai rasa takut, rendah diri dan pemalu.
3.         Guru untuk menambah wawasan tentang motivasi anak, menstimulasi yang tepat dalam merangsang rasa percaya diri dan tumbuh kembang
Anak dalam sosial emosional secara tepat.
4.      Orang tua agar dapat memperoleh informasi baru tentang upaya penanganan anak dengan perilaku insecure (penakut, rendah diri, pemalu) sehingga orang tua dapat mendorongnya dengan menerapkan dirumah.

Comments

Popular Posts