TPA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
TPA Aisyiyah merupakan salah satu lembaga yang
melayani anak usia dini yang ada di pencongan Wiradesa Pekalongan, lembaga
dengan nama “AISYIYAH” Pendirian TPA AISYIYAH tanggal 1 Juni 2007. Merupakan
realisasi program direktorat Pendidikan Anak Usia Dini yang menggalakkan TPA
AISYIYAH karena dasar pemikiran, karena banyak minat orang tua serta didukungnya
fasilitas yang mencukupi di banding TPA yang lain.
Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak selalu anak
dilatar belakangi dengan semangat berkesenian, melainkan lebih didorong oleh
bagian dari permainan. Dengan demikian, pada umumnya anak yang normal pada
usia-usia tertentu suka sekali menggambar. Kepuasan bagi anak berbeda maknanya
dengan kepuasan bagi orang dewasa.
Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa batas ke
dalam bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani
perkembangan normal hingga batas usia tertentu. Pada anak-anak kreativitas
sedang menonjol perkembangannya, dengan dorongan bermain dan keinginan hendak
tahu yang membludak, hingga mudah tercapai penghayatan. Tuhan memberikan
anugerah pada anak, hingga baginya bermain adalah pula belajar, bereksperimen,
berekspresi dan berkreasi: Belajar sambil bermain, bermain sambil belajar
(Tabrani, 2001).
Hurlock (1978) menyatakan bahwa kreativitas memberi
anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar, penghargaan yang
mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya. Sebagai contoh,
tidak ada yang memberi anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan
sesuatu sendiri, apakah itu berbentuk rumah-rumahan yang dibuat dari kursi yang
terbalik dan ditutup selimut, atau gambar seekor anjing.
Menurut Sobandi
(2008), bahwa guru sebagai
ujung tombak untuk perlu membuat suatu terobosan dalam
proses pembelajaran pendidikan seni rupa agar siswa lebih aktif, kreatif dan
inovatif sehingga tingkat apresiasinya
terhadap pendidikan seni
meningkat.
Di dalam Analisis ini diberikan beberapa contoh
Pelaksanaan Bidang Pengembangan Seni di TPA Aisyiyah melalui kegiatan mencetak
gambar dengan kaos kaki, untuk itu guru dapat mengembangkan sendiri bidang
pengembangan kreatfitas seni lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
2.
Fokus
Penelitian
Setelah di adakan observasi di TPA
Aisyiyah Pencongan, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak
yaitu kegiatan “Mencetak Gambar Dengan Kaos Kaki”.
3.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan:
a. Mengumpulkan
data mengenai:
1)
Alasan pendidik melakukan kegiatan “Mencetak Gambar
Dengan Kaos Kaki”.
2)
Tujuan pendidik melakukan kegiatan “Mencetak Gambar
Dengan Kaos Kaki”.
3)
Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan “Mencetak
Gambar Dengan Kaos Kaki”.
b. Membuat
analisis kritis (critical analysis)
mengenai kegiatan Mencetak Gambar Dengan Kaos Kaki
4.
Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian untuk Mahasiswa:
a.
Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan
keterampilan hidup anak di TPA Aisyiyah Pencongan.
b.
Melatih mahasiswa melakukan penelitian di TPA Aisyiyah
Pencongan
c.
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
suatu kegiatan anak di lembaga PAUD.
Manfaat penelitian untuk anak:
a.
Mengembangkan keterampilan hidup bagi anak agar tidak
bergantung pada orang lain.
b.
Menanamkan Kreatifitas anak sejak dini.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang
memberikan kesenangan batin (rohani), baik bagi yang berkarya seni maupun bagi
yang menikmatinya. Para pendidik harus memperhatikan kegiatan bermain yang
dilakukan anak anak, karena permainan merupakan kegiatan jasmani dan rohani
yang dapat membentuk sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya
sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik.
Seni grafis identik dengan kegiatan cetak mencetak, oleh karena itu
istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak atau mencetak. Istilah
ini lebih sesuai dengan istilah yang digunakan dalam pelajaran mencetak yang
dilakukan di Taman Kanak-kanak. Mencetak merupakan kegiatan seni rupa yang
termasuk seni dua dimensi. Sebenarnya kegiatan encetak ini tidak asing bagi
anak-anak. Mereka sering melakukannya di atas trotoar atau dinding dengan
menjejakkan alas sepatu atau tangannya ke atas trotoar dan dinding tersebut.
Kadang-kadang mereka menjejakkan kakinya di atas lumpur atau pasir pantai
hingga terdapat bekas jejak-jejak kaki tersebut. Kreasi lain sering juga
dilakukan dengan membuat goresan dari tongkat ke atas pasir laut, atau tanah.
Tanpa disadari kegiatan tersebuat merupakan kegiatan mendesain yang dilakukan
berulang-ulang yang merupakan kegiatan mencetak. (Mattil, 1965) Mencetak
membutuhkan acuan sebagai alat cetak yang digunakan sebagai alat untuk
mereproduksi karya sesuai jumlah yang diinginkan. Prinsip mencetak dapat
dijumpai ketika membubuhkan cap jari pada surat identitas atau menstempel
surat. Kegiatan tersebut dapat dilakukan berulang kali dengan asil yang sama,
hasil dari cetakan tidak dapat dikatakan mana yang asli dan mana yang duplikat
dari hasil cetak pertama, kedua dan seterusnya.
Seni grafis atau
seni mencetak dibagi atas dua kelompok (Soegiarty, 1989):
1.
Seni grafis/mencetak murni. Yang lebih dipentingkan
dalam hal ini adalah ekspresi pembuatnya yang terungkap dalam karya-karyanya.
2.
Seni grafis/mencetak terapan. Dalam hal ini yang lebih diutamakan
adalah fungsi terapannya, seperti poster, majalah, surat kabar, perangko, buku,
dan sebagainya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah
anak-anak, pendidik dan pimpinan TPA Aisyiyah Pencongan Wiradesa
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
interpretatif yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena atau gejala yang
diteliti di lapangan
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a.
Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik atau
menarik untuk dijadikan fokus penelitian
b.
Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih
mendalam mengenai fokus penelitian.
c.
Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian
BAB IV
ANALISIS DATA
1.
Tabulasi
Data
Untuk memudahkan analisis data maka
data hasil penelitian dibuat dalam tabulasi sebagai berikut:
Observasi
|
Wawancara dengan guru
|
Wawancara dengan Pimpinan KB
|
Dokumentasi
|
Model pengembangan kegiatan dengan
sentra.
|
Agar anak mempunya pikiran untuk
kegiatannya sendiri dengan keinginannya masing-masingdan kegiatan belajar
menjadi mudah dan terarah, anak mudah dikendalikan
|
Agar anak senang, karena sentra banyak pilihan kegiatan sehingga
anak bebas memilih kegiatan yang disukai
|
Dalam tujuan yang ada pada Visi
Misi TPA Aisyiyah Pencongan.
|
Cara penataan ruang sentra
|
Ruang sentra di setting sesuai
tema
|
Ruangan di tata sesuai dengan
sentra masin-masing menurut tema saat itu, dan di sesuaikan juga dengan
kebutuhan masing-masing anak
|
|
Di sentra seni Ada kegiatan mencetak
sablon dengan kaos kaki
|
Supaya berbeda dengan yang lain,
dan kegiatan tidak monoton
|
Pendidik TPA ada yang berjualan
kaos kaki, terus sisanya kami manfaatkan untuk kegiatan anak ternyata
anak-anak sangat antusias dengan kegiatan sablon menggunakan kaos kaki
|
Dalam Permendiknas no. 58 tahun
2009 tentang standar pendidik anak usia dini
|
APE yang di gunakan kaos kaki
tidak menggunakan media lain
|
Mencetak sablon dengan kaos kaki
adalah permainan yang jarang ada karena bahannya juga dari kaos kaki, dan
membuat anak menjadi penasaran.
Tidak ada bahan lainnya karena
selain memanfaatkan barang bekas kita juga melatih anak untuk berkreatifitas
dan mempunyai jiwa seni yang tinggi
|
Kalau mencetak dengan media alam
seperti pelepah pisang itu biasa kami lakukan. Dengan media kaos kaki itu
unik dari yang lain, sehingga anak akan merasa tertantang untuk mencobanya.
|
Dalam RKH sudah tertulis jelas
|
Cara membagi kegiatan main
|
Guru sentra menggunakan rumus
densitas dan intensitas, jadi kalau ada 14 anak seharusnya kita ada 10
kegiatan main tapi karena kondisi dan prasarana dalam tema ini kurang maka
akhirnya guru hanya memfasilitasi 6 kegiatan main
|
Guru menggunakan rumus densitas
dan intensitas
|
Dalam RKH sudah tertulis jelas
|
2.
Analisis
Kritis
Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan senam pagi yang dipimpin oleh
pendidik dengan metode praktek langsung merupakan suatu kegiatan yang bermaksud
mengembangkan kemampuan kreatifitas seni anak.
Pengembangan
kemampuan kreatifitas seni anak di TPA Aisyiyah Pencongan yaitu kegiatan Mencetak
Gambar dengan Kaos Kaki. Menurut Utami Munandar (1987:46-47) menyatakan pula
bahwa pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan penting dikembangkan. Mengekspresikan
diri melalui teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk
memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan, dan melatih imajinasi.
Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan mencetak
merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru, terutama guru Taman
Kanak-kanak, karena proses kegiatan mencetak bagi anak merupakan kegiatan
bermain dan berkreasi.
Secara umum, TPA Aisyiyah telah mempunyai
kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah di
susun dalam RKH dan sejalan dengan teori-teori dalam bidang pengembangan seni
dan kreatifitas hidup sehingga kemungkinan untuk dapat mencapai hasil yang
diharapkan sangat besar yaitu meningkatkan kreatifitas seni dalam kehidupan
sehari-hari.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pengolahan data dan analisis
data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a.
TPA Aisyiyah mengembangkan program seni untuk
meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas anak. Alasan dari pengembangan seni
mencetak dengan kaos kaki adalah agar pendidik TPA meningkatkan kreatifitasnya
dan memahami lingkungan sekitar.
b.
Pengembangan seni dapat di capai melalui kemampuan seni
mencetak dengan kaos kaki, sehingga seni mencetak dapat bermanfaat bagi
perkembangan anak
c.
Lingkungan untuk mencetak di TPA Aisyiyah di siapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian seni mencetak
B. Saran-saran
a.
Dalam mengembangkan kemampuan seni mencetak dengan kaos
kaki harus menyajkan sarana yang merangsang anak untuk melakukan kegiatan seni
mencetak
b.
Pengembangan kemampuan seni mencetak harus benar-benar
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dilakukan secara terpadu dengan kegiatan
pengembangan-pengembangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. London: MacGraw Hill.
Inc.
Mattil, Edward L. 1965. Meaning in Craft. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.,
Englewood Cliffs
Munandar, Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak.
Jakarta: Gramedia.
PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009, Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini
Soegiarty, Tity. 1989. Pengetahuan Dasar Mencetak Sederhana.
Jurusan Pendidikan Seni
Rupa. Fakultas Pendidikan Bahasa
dan Seni. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Tabrani, Permadi.
2001. Memahami Cara Berpikir dan
Bahasa Rupa Anak,
dalam Wacana Seni Rupa Vol. 2, 1, Maret 2001. Bandung:
STISI
Comments
Post a Comment