Contoh PKP


BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, terampil dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting  dan akan menentukan kualitasnya dimasa depan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa Pendidikan Anak Usia Dini perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik pemerintah dan  masyarakat.
Kelompok Bermain (KB) adalah wadah pembinaan sebagai usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain dan mendengarkan pendidikan pra sekolah bagi anak yang sekurang-kurangnya 3 tahun sampai dengan memasuki pendidikan dasar ( Direktorat PAUD, 2006). Kelompok Bermain Dewi Masitoh merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengupayakan pelayanan pendidikan yang membekali dan menanamkan kemandirian, meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta didik.
1
Pada hakekatnya Kelompok Bermain (KB) merupakan wadah bagi perkembangan seluruh aspek pengembangan, salah satunya adalah pengembangan kognitif.Perkembangan kognitif terkait erat dengan perkembangan intelektual dan pertumbuhan mental.Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah kematangan fisik, pengalaman dan interaksi anak dengan orang-orang di sekitarnya. Pendidik perlu merancang kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan kecerdasan anak dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak yaitu bermain. Lego sangatlah tepat digunakan dalam pengembangan kognitif pada anak, dengan bentuk dan warna yang menarik dapat membuat anak betah saat bermain.
Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa S1 PAUD Universitas Terbuka adalah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

B.         Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto maka Penlitian berfokus pada kegiatan pengembangan Kognitif melalui media lego.
           
C.         Tujuan Penelitian
Penelitian dan analisis ini bertujuan sebagai berikut :
1.    Mengumpulkan data mengenai :
a.       Proses belajar mengajar di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto.
b.      Alat-alat ( APE ) yang digunakan.
c.       Alasan pendidik menggunakan media Lego.
d.      Tujuan pendidik menggunakan media Lego.
2.    Membuat analisis kritis ( Critical Analyst ) mengenai kegiatan.

D.         Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1.    Dijadikan sumber untuk penelitian lanjut dalam pengembangan AUD.
2.    Memberikan wawasan dan pengetahuan kapada mahasiswa tentang proses belajar di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto
3.    Melatih mahasiswa terhadap kegiatan pengembangan di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto
4.    Mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk menganalisis kegiatan anak di lembaga PAUD.




BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Kognitif
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang ia lihat, dengar, rasa, raba ataupun ia cium melalui panca indera yang dimilikinya. Menurut Yuliani nurani, dkk (2011.1.3) Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Jean Piaget dalam teorinya mengenai perkembangan kognitif ialah “anak ternyata bukan merupakan miniatur replika orang dewasa dan cara berfikir anak-anak tidak sama dengan cara berfikir orang dewasa”. Sedangkan Vigotsky mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat  (Dworetsky, 1990).

B.     Pentingnya Pengembangan Kognitif
Proses kognisi meliputi berbagai aspek seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat Piaget adalah maka pentingnya mengembangkan kemampuan kognitif pada anak sebagai berikut:
1.         Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.
2.      Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah mereka alami.
3.      Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lain.
4.     
3
Agar anak memahami berbagai simbol-simbol yang tersebar di dunia sekitar.
5.      Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi secara melalui proses alamiah (spontan) atau melalui proses ilmiah (percobaan)
6.      Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya.

C.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
1.      Faktor Hereditas/Keturunan
2.      Faktor Lingkungan
3.      Faktor Kematangan
4.      Pembentukan
5.      Minat dan Bakat

D.      Media dalam pengembangan kognitif
Terkait dengan Pembelajaran Menurut Nurbiana Dhieni, dkk ( 2011. 10.3) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Gagne (1970) dalam Nurbiana Dhieni, dkk (2011. 10.3) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.

E.     Lego
Lego adalah sejenis alat permainan bongkah plastik yang terkenal di dunia khususnya dikalangan  anak-anak/remaja tidak pandang laki-laki ataupaun perempuan. Bongkahbongkah ini serta kepingan lain bisa disusun menjadi model apa saja mobil, kereta api, banguanan, robot, dan lain-lain. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/lego)
Lego adalah suatu jenis permaianan yang terdiri dari bebagai macam potongan aneka bentuk bangun ruang seperti balok, prisma, ataupun tabung yang memiliki suatu sistem knock-down pada salah satu sisinya sehingga dapat dibongkar dan dipasang lagi. Permainan lego memiliki berbagai manfaat bagi tumbuh kembang kecerdasan anak diantaranya :
1.    Parsial
     Kecerdasan parsial atau kecerdasan ruang termasuk diantaranya kecerdasan dimensional balita dapat dilatih dan dikembangkan dalam menyusun potongan balok atauapunkubus ketika disusun secara vertikal ataupun horisontal, konsep dasar bangun ruang mengenai panjang, lebar dan tinggi sebuah bangun  dapat dikenalkan semenjak dini.
2.    Kreatifitas dan imajinasi.
               Daya imajinasi dan kreatifitas balita dapat dilatih dan dikembangkan dalam permainan lego, membuat rumah atau robot yang memiliki keanekaragaman bentuk dan pola merupakan stimulasi dasar dalam mengembangkan daya kreatifitas imajinasi anak dalam menyusun sebuah bangun ruang.
3.    Analitis
            Kemampuan analitis balita didasarkan pada pengamatan dan kesesuaian antar pilihan bentuk bangun dengan model atau bangunan yang sesungguhnya. Misalnya bentuk atap rumah adalah         sedangkan bentuk roda adalah
4.    Ketrampilan
Ketrampilan dalam menyeimbangkan penyusunan block atau potongan balok agar tidak mudah jatuh ataupun tetap kokoh dalam posisinya bisa dilatih juga. Balita akan mengembangkan ketrampilan desain kontruksi bangunan yang tetap disesuaikan dengan tingkat kesetabilan struktur. (http://artikelkesehatananak.com/manfaat-mainan-lego-untuk-balita-2-5-tahun.html)
                                                                                   






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak didik di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto, pendidik dan kepala KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto, Jl. Balai Desa Pecakaran Wonokerto kabupaten Pekalongan.Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014.

B.     Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki fenomena dan masalah di KB Dewi Masitoh Pecakaran Wonokerto. Pada pendekatan ini penulis membuat suatu gambaran kompleks, laporan terperinci dari pandangan responden.

C.      Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1.    Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan selama satu kali pertemuan, yaitu pada tanggal 12 Mei 2014. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2.    Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh penulis dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan pimpinan KB untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan kognitif melalui media lego di KB Dewi Masitoh Pecakaran.
 
3.    Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.





BAB 1V
ANALISIS DATA

A.      Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuattabulasi sebagai berikut :
Observasi
Wawancara dengan guru
Wawancara dengan Kepala KB
Dokumentasi
Model pengembangan dengan sentra
Memang pada KB sebaiknya dengan sentra , disesuaikan dengan minat dan kondisi anak
Dengan menggunakan sentra , dapat memberi kesempatan anak untuk mengembangkan aspek perkembangan yang dimilki anak masing-masing. Tujuan sentra adalah belajar yang menyenangkan
RKM
RKH
Guru memilih lego sebagai APE
8
Lego ukuran bentuknya kecil dan ringan sehingga tidak membahayakan bagi anak, Lego juga warnanya menarik. Selain lego kami juga memiliki media lain seperti balok, puzzle, dan APE lainnya.
Di KB Dewi Masitoh tidak hanya dengan media lego, ada juga media lain, seperti balok, puzzle, dan APE lainnya. Dalam pembelajaran biasanya pendidik menyesuaikan
dengan  rencana kegiatan yang penggunaan medianya berganti-ganti
Foto















Tujuan menggunakan APE dengan lego






Lego salah satu APE yang digunakan untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak, lego memiliki warna & bentuk yang menarik, selain itu juga ukurannya kecil dan ringan untuk digunakan.
Untuk pendidik KB Dewi Masitoh dalam pengembangan kognitif pada anak tidak hanya menggunakan media lego. Terdapat jga media-media lainya seperti balok, puzzle, dan lain-lain.
Foto
Pemberian motivasi apa supaya anak mau menyusun lego





Sebelum melaksanakan kegiatan inti biasanya saat kegiatan awal pendidik memberikan penjelasan atau menjanjikan bagi anak yang melaksanakan tugas dengan baik akan diberikan reward bintang sehingga anak akan merasa senang dan mau melaksanakan tugas.
Pemberian motivasi untuk anak didik adalah hal yang penting bagi tugas seorang pendidik itu yang ditanamkan dalam KB Dewi Masitoh Pecakaran

Pembelajaran dilaksanakan di sore hari tidak di pagi hari
Tidak memungkinkan pembelajaran di pagi hari karena ruang kelas masih digunakan untuk pembelajaran TK Muslimat Pecakaran
Mayoritas Pekerjaan orang tua anak di Pecakaran berjualan ikan di pagi hari, sehingga waktu untuk mengantar anak tidak ada.


B.     Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak dalam menyusun lego sesuai dengan keinginan anak, yang merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan bermaksud mengembangkan kognitif anak yang merupakan kemampuan yang dikembangkan di Kelompok Bermain.
Melalui kegiatan menyusun lego yang dilakukan di KB Dewi Masitoh  Pecakaran diharapkan sebagai media kreatifitas yang dimiliki oleh anak dengan kegiatan yang menyenangkan dan mampu meningkatkan kecerdasan berfikir anak. Sesuai dengan manfaat lego bagi tumbuh kembang kecerdasan dalam (http://artikelkesehatananak.com/manfaat-mainan-lego-untuk-balita-2-5-tahun.html) anak yang diantaranya kreatifitas dan imajinasi yaitu “Daya imajinasi dan kreatifitas balita dapat dilatih dan dikembangkan dalam permainan lego”.
 Penggunaan media pembelajaran yang baik sangat diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas tinggi. Media yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif harus berdasarkan asumsi bahwa kondisi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang berbeda memerlukan media yang berbeda. Asumsi ini sering diabaikan oleh guru yang berakibat pada rendahnya kualitas pemahaman yang diterima oleh anak.
Secara umum di KB Dewi Masitoh Pecakaran telah mempunyai kegiatan yang baik dan terarah. Media yang digunakan sudah memenuhi asumsi bahwa kondisi pembelajaran yang berbeda memerlukan media yang berbeda. Hal itu selaras dengan pendapat Gagne (1970) dalam Nurbiana Dhieni, dkk (2011. 10.3) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar.
Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun guru melalui penjelasan tentang menyusun lego dengan membangkitkan imajinasi anak untuk melaksanakan kegiatan menyusun lego, dan pada akhir kegiatan guru memberikan penilaian sebagai evaluasi dan penguatan, sehingga kegiatan Menyusun lego di KB Dewi Masitoh Pecakaran sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga kemungkinan anak berkembang dengan optimal.


















BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1.      KB Dewi Masitoh Pecakaran mempunyai program pengembangan kognitif yang dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan media yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan menyenangkan serta menarik bagi anak.
2.      Pengembangan kognitif dapat dicapai melalui kegiatan menyusun  legosehingga anak dapat mengekspresikan kreatifitas, imajinasi dan sekaligus stimulus bagi perkembangan kecerdasan berfikir.
3.      Kegiatan menyusun lego juga disiapkan sedemikian rupa dengan memilih media yang aman dan tidak membahayakan bagi anak.

B.       Saran-saran
1.    Dalam kegiatan pengembangan kognitif anak melalui kegiatan menyusun lego sebaiknya KB Dewi Masitoh Pecakaran tidak terlalu  membiarkan anak didiknya melakukan kegiatan sendiri sehingga dalam proses menyusun anak tidak berebut kepingan lego dengan anak yang lain.
2.      Pengembangan kognitif melalui kegiatan menyusun lego di KB Dewi Masitoh Pecakaran harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan dilakukan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pengembangan lainnya dengan media yang lebih variatif dan inovatif.






DAFTAR PUSTAKA


Aisyah Siti, dkk., 2011. Perkembangan dan konsep dasar pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

http://id.m.wikipedia.org/wiki/lego. Diunduh Kamis 15 Mei 2014. Pukul 20.27 WIB

              Diunduh Kamis 15 Mei 2014. Pukul 20.50 WIB

Setiawan Denny. 2013. Analisis Kegiatan Pengembangan pendidikan  Anak Usia  Dini.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Sujiono Yuliani Nurani, dkk. 2011. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka

Comments

Popular Posts