Contoh Makalah Analisis
|
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Usia dini adalah masa,
dimana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat.
Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung pada usia dini adalah
perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan
perkembangan pusat motorik di otak. Oleh sebab itu, banyak ahli mengatakan
bahwa perkembangan kemampuan motorik anak berhubungan dengan perkembangan
kemampuan anak lainnya seperti perkembangan kognitif dan sosial emosional anak,
yang semuanya itu membutuhkan rangsangan atau stimulasi yang tepat untuk
mencapai perkembangan yang optimal
Memberikan stimulasi pada
anak merupakan suatu pemberian yang gampang-gampang susah, pemberian stimulasi
hendaknya diberikan secara menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta
dan tidak terpaksa.. Guru diharapkan memasukkan unsur-unsur edukatif dalam
kegiatan bermain tersebut sehingga anak secara tidak sadar akan belajar berbagai
hal. untuk mendidik anak, lingkungan perlu ditata sehingga kondusif untuk belajar.
Penataan lingkungan belajar
dan fasilitas belajar anak usia dini sangat penting untuk mengembangkan
aspek-aspek perkembangan anak. Di rumah, anak-anak memerlukan mainan yang tidak
perlu mahal, tetapi baik dan aman untuk belajar. Demikian juga disekolah, berbagai
jenis alat permainan yang mengembangkan motorik juga diperlukan untuk membentuk
fisik anak. Alat permainan untuk mengembangkan kemampuan dasar anak, seperti memanjat,
keseimbangan badan, berada pada ketinggian, melempar, dan menendang sangat
diperlukan. Lingkungan belajar juga harus memberi pengalaman belajar yang
menarik dan kaya ragam bagi anak.
1
|
TPA Ash
shibyan Bener merupakan salah satu dari
banyak TPA-TPA yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini yang membantu
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak salah satunya perkembangan fisik motorik
agar berkembang secara optimal. Hal unik yang terjadi dalam kegiatan
pengembangan di TPA Ash Shibyan Bener adalah kegiatan membuat topeng.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di ruang kelas TPA
Ash Shibyan Bener, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak
yaitu kegiatan “pengembangan Fisik Motorik melalui kegiatan membuat topeng yang
dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2014.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan:
1. Mengumpulkan
data mengenai:
a. Alasan
pendidik melakukan kegiatan menempel
b. Tujuan
pendidik melakukan kegiatan tersebut
c. Kebijakan
yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut
2. Membuat
analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
3.
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan
pengembangan anak di TPA Ash Shibyan Bener
2. Melatih
mahasiswa melakukan penelitian kelas
3. Mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga PAUD.
|
LANDASAN
TEORI
A.
Fisik
Motorik
Pertumbuhan fisik/motorik anak diharapkan dapat terjadi secara
optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
anak sehari-hari. Menurut Maesaroh (2013.5) motorik adalah seluruh peristiwa
laten yang meliputi keseluruhan
proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh baik secara
fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan suatu gerak. Gerakan motorik
didefinisikan sebagai perintah pada kemahiran pada ketrampilan motorik yang
melibatkan kemajuan untuk menggerakan dengan sengaja dan tepat, ketrampilan
dari yang sederhana menuju yang kompleks, seperti ia berhasil menggunakan
gerakan menjepit dengan ibu jari dan telunjuknya untuk mengangkat benda-benda
yang sangat kecil.
Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan
koordinasisebagian besar bagian tubuh anak, gerakan motorik halus adalah
gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan
gerakan pergelangan tangan. Secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan fisik/motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang diri dan
orang lain. Misalnya saja anak yang kurang terampil menendang bola akan akan
cepat menyadari bahwa dirinya tidak dapat mengikuti permainan sepak bola. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa ketrampilan gerak sangat diperlukan anak untuk
bermain
B.
Pengembangan
Motorik Halus
4
|
Perlu
kita ketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh
pada segi pembelajaran lainnya. Keadaan motorik halus penting karena ini
nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut
seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menempel, menarik
garis dan menggambar. Kemampuan motorik halus setiap anak berbeda, ada yang
lambat dan ada yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak.
Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui
permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik
halus pada anak.
C.
Menempel
dalam Pengembangan Fisik/Motorik
Menurut Hajar Pamadhi (2012) menyatakan bahwa menempel merupakan
bagian dari kegiatan mewarnai, mengguntung, menempel (3M) dan melipat adalah
kegiatan yang mempunyai kaitan dengan kemampuan-kemampuan menggunakan alat
serta melatih motorik halus.
Menempel merupakan
kegiatan lanjutan dari menggunting. Menempel ani adalah kegiatan finishing dari
kegiatan 3M, karena apabila proses penempelan ini selesai maka berakhirlah
kegiatan 3M. Proses dalam menempel mempunyai tujuan motorik yang sangat nyata,
karena dalam menempel diperlukan ketelitian, kesabaran, keterampilan dalam
proses penempelan. Kegiatan menempel bagi anak usia dini (AUD) bukan hal yang
mudah, sebagai pendidik perlu membimbing dengan ikut melakukan penempelan,
bahkan ikut memegangi tangan anak bagaimana mengelem agar tidak sampai lem
mengenai bagian lain yang mengakibatkan rusak atau terjadi hal yang tidak
diinginkan.
Kegiatan menempel
kedepan akan diarahkan pada wawasan membentuk. Menurut Hajar Pamadhi (2012),
wawasan membentuk sebaiknya dimulai sejak dini karena dengan sering melakukan
kegiatan membentuk anak akan mempunyai kecakapan visual yang sangat berguna
bagi perkembangan lain terutama dalam cipta, rasa, karsa, dan interaksi sosial.
|
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Subyek
Penelitian
Subyek
dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 2-3,5 tahun di TPA Ash Shibyan Bener
Wiradesa dengan jumlah anak didik usia 2-3,5 tahun 11 anak. Penelitian ini dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 16 Mei 2014 mulai dari
observasi, wawancara dan pengambilan dokumentasi.
B.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif adalah suatu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
dan masalah di TPA Ash Shibyan Bener Wiradesa. Pada pendekatan ini penulis
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti, laporan terperinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi
C.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
yaitu sistem atau rencana untuk mengamati perilaku atau untuk melihat fenomena
yang unik/menarik untuk dijadikan fokus penelitian. Dapat juga diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian.
2.
Wawancara yaitu untuk
menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian dengan cara tanya
jawab dengan seseoarang
3.
Dokumentasi yaitu suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik atau untuk mengumpulkan
bukti-bukti dan penjelasan lebih luas mengenai fokus penelitian.
7
|
|
ANALISIS
DATA
A.
Tabulasi
Data
Untuk memudahkan analisa data, maka data hasil
penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :
Observasi
|
Wawancara
dengan guru
|
Wawancara
dengan Kepala TPA
|
Dokumentasi
|
||
Model pengembangan kegiatan berpusat pada anak atau BCCT
|
Memang
sekarang Paud diharapkan semua untuk menggunakan model ini
|
Karena
dengan model ini maka kegiatan anak tidak hanya berpusat pada pendidik yang terkesan
paksaan
|
|
||
Sebelum kegiatan pembelajaran ada
sebagian melakukan praktek sholat dhuha
|
Setiap
hari TPA Ash Shibyan melaksanakan praktek sholat dhuha bagi anak usia setara
TK
|
Melalui
pembiasaan diharapkan anak akan lebih memahami dan mengerti dengan bertahap
tanpa ada paksaan
|
RKH
|
||
Kegiatan membuat topeng anak hanya
dilibatkan dalam menempel saja
|
Kegiatan
ini memang dikhususkan untuk menempel yang disesuaikan dengan usia anak pada
kelompok ini 2,5-3,5 tahun
|
Setiap
kegiatan disesuaikan dengan tahapan usia anak yang berbede-beda sehingga
kegiatan tidak memberatkan pada kemampuan anak
|
Foto
|
||
Guru memanggil anak satu persatu untuk
didampingi menempel
|
|
Kegiatan
ini mengasah kemampuan anak dalam pendengaran dan kemampuan motorik halus
anak
|
Foto
|
B.
Analisis Kritis
Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan membuat topeng binatang
merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan motorik halus pada
anak. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk praktek langsung sehingga anak
dapat menerima dengan mudah bagaimana cara membuat topeng.
Pengembangan
kemampuan motorik halus dalam
kegiatan membuat topeng pada TPA Ash Shibyan Bener Wiradesa disesuaikan dengan
prinsip umum Pendidikan Anak Usia Dini, dan dalam kegiatan ini dikemas dalam
bentuk praktek langsung sehingga anak lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan membuat
topeng. Hal ini sesuai dengan pendapat B.E.F. Montolalu, dkk. (2012. 4.16)
“beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan
motoriknya perlu dipraktekkan anak dengan bimbingan guru”
Secara umum di TPA Ash Shibyan
Bener Wiradesa telah mempunyai kegiatan yang baik dan terarah.
Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun guru melalui rencana kegiatan harian
yang telah disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak berdasarkan pada
tahapan usia dan pada akhir kegiatan guru memberikan penilaian sebagai evaluasi
dan penguatan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran
pada pengembangan fisik/motorik sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak
sehingga kemungkinan anak berkembang dengan optimal
|
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari
tabulasi dan analisis data disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1.
TPA Ash Shibyan Bener Wiradesa
mempunyai program pengembangan kemampuan dasar, salah satunya adalah program
kegiatan pengembangan fisik/motorik halus melalui kegiatan membuat topeng. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk praktek langsung agar anak lebih memahami dan
termotivasi dalam melaksanakan kegiatan.
2.
Pengembangan kegiatan
membuat topeng dicapai melalui kemampuan anak dalam menempel setiap
bagian menjadi bentuk topeng.
B. Saran
Berdasarkan
tabulasi dan analisis data maka diberikan saran sebagai berikut:
1. Dalam
pengembangan kemampuan dasar yang lain juga harus dikembangkan melalui kegiatan
praktek langsung atau melalui permainan.
2.
Sebaiknya pendidik
lebih semangat lagi dalam memotivasi anak untuk melakukan kegiatan.
3.
Pengembangan kemampuan dasar
anak haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan dilakukan dengan
terpadu dan terintergrasi dengan kegiatan-kegiatan pengembangan lainnya.
10
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti, dkk.( 2007). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Gunarti Winda, dkk. (2010). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Pamadhi Hajar. (2012). Seni Ketrampilan
Anak.Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Sujiono
Bambang, dkk. (2012). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Tim
PG-PAUD (2013). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Dini. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
11
|
Comments
Post a Comment