Karil1
MELALUI KEGIATAN PERMAINAN WARNA DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN
OBSERVASI DAPAT MENINGKATKAN PENGETAHUAN SAINS ANAK USIA
DINI DI KELOMPOK B TK MUSLIMAT SIJAMBE SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014
Abstrak
Berdasarkan hasil
belajar anak kelompok B di TK Muslimat Sijambe terhadap pengambangan sains
terutama dalam permainan warna masih rendah atau belum mencapai maksimal. Hal
ini desebabkan karena masih banyak yang belum tahu tentang permainan warna.
Metode dan media pembelajaran yang digunakan belum mampu mengembangkan
kemampuan sains , sehingga kurang menarik bagi anak, untuk itu peneliti
mengambil judul “Melalui Kegiatan Permainan Warna dengan Metode Pemberian Tugas
dan Observasi dapat Meningkatkan Pengetahuan Sains Anak Usia Dini di kelompok B
Tk Muslimat NU Sijambe Wonokerto Pekalongan”.
Penelitian ini
menggnakan kualitatif-deskritif yang mana rasa ingintahu anak diperolah melalui
metode pemberian tugas. Pemberian tugas dilakukan pada proses pembelajaran dan
kegiatan yang bertujuan meningkatkan rasa ingin tahu anak dengan berbagai
media.
Hasil dari peningkatan
rasa ingin tahu anak tentang permainan warna dari prasiklus 17 Maret 2014
sebanyak 25% dari 20 anak, siklus 1 17-21 Maret 2014 sebanyak 50% dari 20 anak sedang siklus ll 22-28 Maret 2014
sebanyak 85% dari 20 anak, sesuai dengan harapan peneliti.
Simpulan dari
penelitian ini adalah melalui kegiatan permainan warna dan pencampuran warna
dengan berbagai media akan menambah rasa ingn tahu anak yang besar dan metode
yang tepat akan menambah anak semangat belajar.
Kata kunci: rasa ingin tahu, permainan warna, pemberian tugas
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Taman kanak-kanak merupakan lembaga yang
memberikan layanan pendidikan kepada anak usia dini pada rentangan usia 4-6
tahun. Para pendidik dilembaga ini harus dapat memberikan layanan secara
profesional kepada anak didiknya, dalam rangka peletakan dasar kearah pengembangan
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan, agar anak didiknya mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan serta mempersiapkan diri mereka untuk memasuki pendidikan
yang lebih tinggi.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan
pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh,
pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan
pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun.
Menurut Madaule (2002;145) bahwa “belajar ditaman kanak-kanak merupakan
belajar anak paling prima” pada masa ini anak harus tetap terjaga dalam tingkat
motivasi paling tinggi. Anak usia dini mempunyai rasa ingin tahu
yang sangat tinggi, sehingga harus difasilitasi oleh orang dewasa, termasuk
seorang pendidik, sehingga akan mendatangkan manfaat bagi dirinya dan
masyarakat disekitarnya.
Berdasarkan pengamatan terhadap
kegiatan pengembangan dikelas, adapun sains itu sendiri adalah suatu subjek
bahasan yang berhubungan dengan bidang studi tentang kenyataan atau fakta dan
teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena alam. Bisa juga diartikan
sebagai pengetahuan yang mengundang rasa ingin tahu anak dan dapat menemukan
berbagai macam jawaban (discovery) dan ketika anak berada disentra sains
memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan eksplorasi tentang kejadian
yang terjadi sehari-hari disekitar anak dengan menggunakan panca indra.
Dan melalui observasi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti di TK Muslimat NU Sijambe, Wonokerto, Kabupaten
Pekalongan kelompok B, di identifikasi beberapa masalah antara lain:
1.
Kurangnya kemampuan
sains anak kelompok B, dalam kegiatan permainan warna
2.
Anak dalam mengerjakan
tugas tidak tuntas
3.
Anak masih kesulitan
dalam metode observasi ketika permainan warna
4.
Anak kurang antusias
dalam kegiatan belajar mengajar
Dari empat masalah yang dihadapi anak tersebut
diatas, ternyata disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya anak belum memahami
konsep sains secara sederhana dengan metode pemberian tugas dan observasi.
Sehingga terjadi kurangnya antusias dalam mengerjakan tugas, dan berdampak pada
kegiatan lain. Untuk mengatasi permasalahan diatas, perlu dilakukan perbaikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode
pemberian tugas dan observasi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut”Bagaimana upaya
meningkatkan pengetahuan sains melalui kegiatan permainan warna dengan metode
pemberian tugas dan observasi bagi kelompok B. di TK Muslimat Nu Sijambe, Wonokerto?”
C.
Tujuan Penelitian
Secara
Umum Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan
sains melalui kegiatan permainan warna dengan metode pemberian tugas dan observasi. Sedangkan
Secara khusus dapat meningkatkan pengetahuan sains melalui kegiatan permainan
dengan metode pemberian tugas dan observasi bagi kelompok B di Tk Muslimat Nu Sijambe,
Wonokerto Pekalongan
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat bagi Anak Tk
adalah Agar anak memiliki pengetahuan sains yang sesuai dengan tumbuh kembamg
anak, yaitu lingkungan yang terdekat dengan anak sehingga anak tidak lagi
kesulitan dalam mencoba dan mengerjakan tugas, tentang pengetahuan sains.
2.
Manfaat bagi Guru
adalah Untuk menambah wawasan tentang cara yang tepat dalam meningkatkan
kemampuan pengetahuan sains anak Tk melalui metode pemberian tugas dan
observasi,dan dapat menerapkan pada siswa yang lain dengan permasalahan yang
sama.
3.
Manfaat untuk Orang tua
Agar dapat memperoleh informasi baru tentang upaya meningkatkan pengetahuan
sains anak ,sehingga orang tua dapat mendorongnya dengan menerapkannya dirumah.
4.
Manfaat bagi Penulis Untuk
meningkatkan wawasan dan kemampuan pengetahuan sains dan memberikan metode yang
tepatdan menarik bagi anak.
II.
KAJIAN PUSTAKA
A.
Karakteristik Anak TK
Pada
usia 4 tahun anak semangat untuk mempelajari hal-hal baru, di tandai dengan
semakin seringnya anak mengajukan pertanyaan sebagai wujud dari rasa keingin
tahuannya, di akhir usianya yang ke empat daya anak khayal anak semakin menipis
seiring dengan meningkatnya kemampuan memahami realitas.
Masa
usia 3-5 tahun di sebut dengan masa berkelompok, masa inilah anak tumbuh dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mempelajari dasar-dasar berperilaku sosial. Sigmund
Freud anak mulai mengamati bentuk tubuhnya dan juga tubuh orang lain.
Perkembangan kepribadiannya juga makin kompleks. Pada usia ini disebut juga
dengan masa keemasan bagi anak, selain di tandai dengan munculnya masa peka
terhadap sejumlah aspek dan juga di tandai berbagai bentuk kreativitas dalam
bermain yang muncul dari daya imajinasi anak.
Menurut
Montessori masa ini di tandai dengan masa peka terhadap segala stimulasi yang
diterimanya melalui panca indranya, dan menurut Piaget usia ini masuk dalam
perkembangan berpikir pra Operasional Konkret, pada saat ini sifat egosentris
pada anak semakin nyata. Sedangkan menurut Elizabeth B Hurlock (1999)
mengatakan usia ini adalah masa permainan puncaknya usia 5-6 tahun.
B.
Pengembangan Sains pada
Anak
1.
Hakikat Permainan Sains
Setiap
anak di lahirkan dengan bakat untuk menjadi Ilmuwan, ia dilahirkan dengan
membawa sesuatu keajaiban yaitu dorongan rasa ingin tahu atau mencari tahu
tentang apa yang ia lihat , dengar dan rasakan di lingkungan sekitarnya.
a.
Definisi
Sains (Ilmu Pengetahuan)
Menurut
metode pengembangan kognitif (hal 12:2) Ilmu Pengetahuan adalah suatu subyek
bahasan yang berhubungan dengan bidang studi dengan kenyataan atau fakta dengan
teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena alam
Hakikat
Pengembangan Sains di TK adalah kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik
di laksanakan sambil bermain melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan
untuk mencari tau atau menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada di dunia
sekitar.
b.
Tujuan
Pengembangan Sains
Secara
umum permainan Sains di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak mampu secara
aktif mencari Informasi tentang apa yang di sekitarnya. Sedangkan secara khusus
bertujuan agar anak memiliki kemampuan:
1.
Dari mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya
2.
Melakukan percobaan
sederhana
3.
Melakukan kegiatan
membandigkan, memperkirakan, mengklarifikasikan serta mengkomunikasikan tentang
sesuatu sebagai hasil sebuah pengamatan yang sudah di lakukannya
4.
Meningkatkan
kreatifitas dan seinovasian
c.
Manfaat Permainan Sains
Permainan
Sains bermanfaat bagi anak karena dapat menciptakan suasana menyenangkan serta
dapat menimbulkan imajinasi pada anak dan dapat menambah pengetahuan anak
secara alamiah, sedangkan manfaat Sains bagi guru dan orang tua antara lain:
1.
Membantu guru dan orang tua memahami manfaat dari kegiatan nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
2.
Membuka wawasan guru dan orang tua tentang pentingnya peranan mereka terhadap
cara belajar anak.
3.
Menyadarkan guru dan orang tua bahwa mereka tidak perlu tau tentang Ilmu
Pengetahuan tersebut, tetapi yang lebih penting adalah peran mereka sebagai
motivator
4.
Membantu guru dan orang tua mengidentifikasi bahwa anak adalah Ilmuwan alami
5.
Membantu guru dan orang tua dalam menyusun strategi yang dapat merangsang
kreatifitas anak.
2.
Proses Penemuan Ilmiah
pada Anak
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menjelajah berama adalah:
a.
Kita tidak perlu
mengetahui semua jawaban, walaupun anak ingin tau segalanya, tunjukkan saja
kepada anak tentang bagaimana memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk
membantu mengetahui segalanya
b.
Bantu anak untuk
menjadi pengamat yang baik, mengamati bukan hanya sekedar melihat karena proses
mengamati menggunakan semua indra yang kita miliki.
c.
Ajak anak untuk
bereksperimen bersama-sama, doronglah anak untuk menduga apa yang terjadi dan
biarkan anak melakukan eksperimen sebanyak mungkin.
d.
Dengarkan ide dan pendapat anak yaitu proses
ketika anak menciptakan ide menduga-duga dan menggambarkan keimpulan
berdasarkan pikirannya.
e.
Bantu anak untuk tumbuh
dengan mencintai ilmu pengetahuan berbagai ide dan keingintahuan permainan,
pengetahuan dan belajar bersama
3.
Pengaruh Permainan
Sains bagi Perkembangan anak
Menurut
modul pengelolaan kegiatan pengembangan anak usia dini (hal 10:27) yang saya
baca tentang sentra sains, Pengaruh permainan sains pada anak ada berbagai
aspek perkembangan yaitu:
a.
Perkembangan sosial: Melalui
dari berbagai permainan sains anak mendapat kesempatan untuk saling berbagi
atau bertukar alat, bahan, ide dan pengamatan dengan anak yang lain
b.
Perkembangan emosional:
Melalui penjelasan sains akan muncul berbagai rasa keheranan dan bisa juga
menambah rasa kegembiraan anak sebagai ungkapan sepenuhnya rasa keingintahuan
mereka
c.
Perkembangan fisik: Anak
mampu menggunakan dan menggerakkan koordinasi motorik halus mereka, seperti
mengisi air ke dalam wadah
d.
Perkembangan kognitif: Ketika
anak memecahkan masalah matematika dan bahasa pada saat mereka sedang
mengamati, memprediksi, menyelidiki, menguji, menyatakan jumlah dan
berkomunikasi
e.
Perkembangan
kreativitas: Melalui proses pencarian dan penemuan anak akan mencoba-coba atau
meneliti dengan menggunakan ide atau cara baru dengan alat dan bahan yang
sederhana.
4.
Kegiatan Belajar dalam
Penerapan Konsep Sains pada Anak
Beberapa
langkah yang dapat di gunakan dalam melakukan kegiatan belajar sains.
a.
Perencanaan dan
pengaturan
b.
Rencana untuk keamanan
c.
Sikap yang harus di
bangun (keterbukaan, langsung dari guru, spontanitas)
5.
Keterampilan dalam
Permainan Sains
Alat
eksplorasi dalam permainan sains yaitu observasi, klasifikasi, mengukur,
perkiraan, dan komunikasi. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan orang tua
dalam mendorong anaknya untuk melakukan kegiatan sains yaitu:
a.
Mendorong anak untuk
berbicara tentang apa yang sedang mereka lakukan
b.
Berikan pertanyaan
untuk menstimulasi pikiran dan daya eksperimentasi (percobaan)
C.
Metode Pemberian Tugas
Metode
Pemberian tugas adalah metode yang memberikan kepada anak melaksanakan tugas
berdasarkan petunjuk langsung dari guru apa yang harus di kerjakan, sehingga
anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat di laksanakan secara
tuntas. Metode pemberian tugas dapat di berikan secara kelompok atau
perorangan, yang harus di perhatikan dalam pemberian tugas adalah kejelasan
tugas yang harus dilaksanakan dan batasan pemberian tugas kepada anak didik,
penjelasan guru kepada anak mengapa ia harus mengerjakan tugas tersebut?
Pengertian
tugas menurut kamus umum Bahasa Indonesia (1984:1094) Tugas adalah sesuatu yang
wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilaksanakan. Sedangkan menurut Nur
Kholik Hazin (1994:78) mengartikan suatu kewajiban yang hrus dilaksanakan”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas adalah suatu kewajiban atau
ketentuan yang harus dilakukan.
Metode
pemberian tugas adalah kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan
kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru. Tugas
merupakan suatu layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswayang
mengalami kesulitan belajar serta dapat meningkatkan kemandirian. Moh. Surya
dan Rochman Natawijaya (1997:23) menjelaskan bahwa kemandirian yang menjadi
tujuan usaha bimbingan belajar mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya
dijalankan oleh pribadi yang mandiri yaitu:
1.
Mengenal diri sendiri
dan lingkungannya sebagaimana adanya
2.
Menerima diri sendiri
dan lingkungannya secara positif dan dinamik
3.
Mengambil keputusan
4.
Mengarahkan diri
sendiri, dan
5.
Mewujudkan diri sendiri
D.
Metode
Observasi
Metode
observasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati sesuatu, teknik observasi
terbagi menjadi dua macam yaitu:
1.
Observasi terbuka
2.
Observasi tertutup
E.
Definisi Warna dan
Konsep Warna
Warna
menurut sudut pandang ilmu Fiika adalah sifat cahaya yang bergantung dan
panjang bergelombang yang di pantulkan benda tersebut, menurut sudut pandang
ilmu bahan adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna, pemberi warna
di ebut Pigmen. Dari dua sudut pandang tersebut dapat dirumuskanbahwa
pengertian warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan
oleh benda-benda yang di kenainya.
Menurut
teori Brewster, warna-warna yang ada di alam menjadi empat kelompok warna yaitu
warna primer, sekunder, tersier dan kuarter. Disamping pengelompokan warna itu
agar lebih sederhana dan mudah di pahami ada empat kelompok yaitu warna netral,
warna kontras, warna panas dan warna dingin.
Di
dalam konsep warna ada beberapa teori diantaranya:
1.
Teori Al Hazan (al-haytam:965-1040)
Al Hazen menganggap bahwa sinar cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang
bergerak pada kecepatan tertentu.
2.
Teori Partikel Dinyatakan
oleh Isaac Newton bahwa cahaya terdiri dari partikel halus yang memancar
kesemua arah dari sumbernya
3.
Teori Gelombang Dinyatakan
oleh Christian Haygens (abad 17) bahwa cahaya di pancarkan keemua arah sebagai
gelombang
4.
Teori Elektromagnetik Menurut
Faradat bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar tersebut
masuk melewati material pemolarisasi dapat dirubah dengan medan magnet
5.
Teori Quantum Menurut
Max Planck pada tahun 1900. Sinar cahaya adalah terdiri paket (quantum) tenaga
yang dikenal sebagai photon.
6.
Teori dualitas
Partikel-gelombang Teori ini menggabungkan teori yang sebelumnya dan menyatakan
bahwa cahaya adalah partikel dan gelombang.
Salah
satu sumber cahaya adalah dari radiasi panas misalnya dari matahari. Menurut
Louis Prang (1876) untuk mengenali warna kita perlu menciptakan sistem warna
sehingga bagian-bagiannya mudah di kenali. Ia kemudian menciptakan sistem warna
yang disebut Prang System, menurutnya kunci mengenali warna adalah hue, value,
dan intensity
a.
Hue, istilah yang
digunakan untuk menunjukkan nama dan suatu warna seperti merah, biru, hijau
b.
Value adalah dimensi
kedua atau mengenai terang gelapnya warna adalah tingkatan warna dari putih
hingga hitam.
c.
Intensity, sering kali
disebut chroma adalah dimensi yang berhubungan cerah atau suramnya warna.
III. PELAKSANAAN PERBAIKAN
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran
di TK Muslimat Sijambe, penulis akan menyampaikan hasil penelitiannya pada
prasiklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada masing-masing siklus akan mencakup
penilaian perbaikan dan hasil belajar siswa
A.
Subyek Penelitian
1.
Tempat Penelitian : TK Muslimat Sijambe Kec. Wonokerto
2.
Alamat Penelitian : Jl. Pattimura Sijambe Kec.
Wonokerto
3.
Kelompok : B
4.
Indikator Pengembangan : Kog. 3 mencoba dan menceritakan tentang apa
yang terjadi jika warna di campur, proses pertumbuhan tanaman, balon ditiup
lalu dilepaskan, benda-benda yang dimasukkan kedalam air (terapung, melayang,
tenggelam), benda-benda di jatuhkan (gravitasi), benda-benda yang di dekatkan
dengan magnet, mengamati benda-benda dengan kaca pembesar, mencicipi rasa,
mencium bermacam bau, mendengarkan bermacam-macam bunyi
5.
Jadwal pelaksanaan
perbaikan Kelompok B
Pra
Siklus : 17 Maret 2014
Siklus
I : 18-21 Maret 2014
Siklus
II : 24-28 Maret 2014
6.
Karakteristik anak
didik
Pada umumnya anak didik di TK Muslimat
NU Sijambe Wonokerto merupakan anak-anak yang sudah terbiasa melakukan suatu kegiatan
tidak bergantung pada guru, teman, dan orang tua. Dengan kata lain anak pada
kelompok B sudah mandiri. Hal ini sudah terlihat pada saat mereka berangkat
sekolah, pada saat kegiatan dan selesai kegiatan tidak didampingi oleh orang
tua mereka
B.
Deskripsi Pra Siklus
Pada setiap siklus dilaksanakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di TK Muslimat NU Sijambe yang
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi guru pada perkembangan
peserta didiknya, khususnya pada kemempuan sains dan pada saat melakukan
kegiatan permainan warna
Untuk mempermudah pelaksanaan perbaikan
kegiatan pembelajaran maka penulis merencanakan langkah-langkah yang
dilaksanakan secara berurutan pada setiap siklusnya sebagai berikut:
1.
Perencanaan Pra Siklus
a.
Tindakan yang
dilakukan/alternatif perbaikan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada Pra Siklus untuk mencari permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan
pembelajaran yang sedang dilakukan.
b.
Langkah-langkah
Perbaikan
1. Guru
menjelaskan kepada anak dan memperlihatkan alat-alat yang akan digunakan dalam
kegiatan permainan warna
2. Guru
menjelaskan kepada anak tentang langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran
3. Guru
meminta anak untuk melakukan kegiatan permainan dengan cat air
4. Guru
memperhatikan dan memberi nilai
2.
Pelaksanaan Pra Siklus
a.
Prosedur Pelaksanaan
PTK
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
yang dilakukan pada hari Senin tanggal 17 Maret 2014. Dalam pembelajaran di
kelas dinilai oleh penilai 2/Supervisor 2
b.
Tugas Penialai
1/Supervisor 1
1.
Menilai rancangan dari
satu siklus ketiap siklus
2.
Menilai laporan PKP
bersama penilai 2/Supervisor 2
3.
Mereview RKH dan
Refleksi yang di buat oleh Mahasiswa
4.
Mereview hasil
penilaian dalamAPKG 1 dan APKG 2 bersama Penilai 2
c.
Tugas Penilai
2/Supervisor 2
1.
Menilai rkh yang di
buat mahasiswa yang dilaksanakan menggunakan APKG 1 dan APKG 2 bersama
Supervisor 1
2.
Menilai laporan PKP
bersama Supervisor 1
d.
Prosedur Pengembangan
Kegiatan inti yang di lakukan oleh anak
selama 60 menit, guru menjelaskan kegiatan dan memperlihatkan alat-alat yang di
gunakan serta langkah-langkah dalam kegiatan bermain warna. Selanjutnya guru
meminta anak untuk melakukan kegiatan warna dengan cat air, membuat lukisan di
tepi pantai bentuk pohon kelapa dengan cat air berwarna biru dan kuning dengan
benar dan guru memperlihatkan dan menilai dari hasil karya yang telah di
lakukan anak sehingga anak mendapat kesempatan bermain warna.
3.
Pengamatan Pra Siklus
Berdasarka pengamatan yang di lakukan
oleh penulis dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Pra iklus, maka dapat
di simpulkan sebagai berikut:
a.
Anak masih bingung
tentang aturan main
b.
Anak kurang antusias
c.
Hasil yang di capai
dalam kegiatan pembelajaran hanya mencapai 25% dari 20 anak.
d.
Media yang di gunakan
guru kurang menarik
e.
Pemberian metode
praktek langsung adanya pemberian contoh terlebih dahulu Hasil
Pelaksanaan
Pra Siklus
·
= Baik : 25%
ü =
Cukup : 25%
o =
Kurang : 50%
Dengan demikian kegiatan pembelajaran
pada Pra Siklus yang di lakukan pada tanggal 17 Maret 2014 selama 60 menit oleh
penulis mendapatkan hasil penelitian hingga 25% anak yang melakukan kegiatan
dengan baik, 25% anak yang cukup dapat melakukan kegiatan dan sisanya 50% anak
yang belu atau kurang dapat melakukan kegiatan dalam permainan warna. Sehingga
dalam pelaksanaan Pra Siklus tidak sesuai dengan tujuan perbaikan, dan untuk
itu penulis akan melakukan penelitian pada siklus selanjutnya, untuk mencari
penyebab kegagalan dan keberhasilan serta perbaikan kegiatan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan harapan penulis.
C.
Deskripsi Siklus I
1.
Perencanaan Siklus 1
a.
Tindakan yang akan di
laksanakan perbaikan
Tindakan perbaikan di lakukan karena
adanya permasalahan yang terjadi dan masih belum terpecahkan pada Siklus
sebelumnya , masalah yang terjadi pada Pra Siklus selanjutnya akan di cari
penyebab dan pemecahan masalah pada Siklus 1
b.
Langkah-langkah
perbaikan
1.
Guru memperlihatkan
tiga gambar balon
2.
Guru menjelaskan kepada
anak cara mewarnai yang rapi dengan Crayon
3.
Guru menjelaskan pada anak balon nomor satu di
beri warna biru, balon nomor dua di beri warna kuning, sedangkan balon nomor
tiga di campur dengan warna biru dan kuning
4.
Guru memberi contoh
mewarnai balon yang baik pada balon nomor tiga dengan mencampur warna biru dan
kuning
5.
Guru menanyakan apa
yang terjadi jika warna biru dan kuning di campur
6.
Guru meminta anak untuk
mengambil alat yang akan di gunakan (lembar tugas, Crayon)
7.
Guru meminta anak
melakukan kegiatan
8.
Guru memperlihatkan dan
menilai hasil kerja anak.
2.
Pelaksanaan Siklus 1
a.
Prosedur pelaksanaan
PTK
Pelaksanaan kegiatan penelitian di kelas
dinilai oleh Penilai/supervisor 1 dan 2. Supervisor 1 adalah dosen pembimbing
yang telah ditunjuk oleh UPBJJ-UT setempat. Sedangkan supervisor 2 adalah
penialai yang berstatus kepala sekolah yang berasal dari sekolah tersebut atau
tempat lain dimana mahasiswa melakukan praktek penelitian. Supervisor 2
ditunjuk oleh mahasiswa langsung dan sudah disetujui oleh supervisor 1.
b.
Tugas
Penilai/Supervisor 1
Membimbing mahasiswa dan mensurvei dalam
melaksanakan pembuatan laporan PKP dan sebelumnya sudah dijelaskan dalam
prosedur pelaksanaan pada Pra Siklus.
c.
Tugas
Penilai/Supervisor 2
1.
Memiliki RKH yang
dibuat mahasiswa dan melaksanakannya menggunakan APKG 1 dan APKG 2
2.
Menilai laporan PKP
bersama Supervisor 1
d.
Prosedur Pengembangan
Kegiatan yang dilakukan anak selama
kegiatan inti kurang lebih 60 menit. Guru memperlikatkan 3 gambar balon.
Kemudian guru menjelaskan kepada anak cara mewarnai yang rapi dengan crayon,
menjelaskan kepada anak balon nomor 1 diberi warna biru, balon nomor 2 diberi
warna kuning, sedangkan balon nomor 3 di campur warna biru dengan warna kuning,
guru memberi contoh kepada anak lalu guru menanyakan apa yang terjadi jika
warna di campur antara biru dan kuning, guru meminta anak untuk mengambil alat
yang akan digunakan, kemudian guru meminta anak untuk melakukan kegiatan dan yang
terakhir guru memperhatikan dan memberikan nilai dari hasil kerja anak.
3.
Pengamatan Siklus 1
Berdasarkan pengamatan penulis dalam
melaksanakan perbaikan kegiatan pembelajaran pada Siklus I maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a.
Anak mulai dapat
mengekspresikan diri dalam melakukan kegiatan permainan warna dengan crayon
b.
Anak sudah dapat
mencampur warna dengan crayon.
c.
Ada beberapa anak yang
belum dapat melakukan kegiatan dengan benar.
d.
Anak memahami
penjelasan guru tentang kegiatan yang dilakukan
Hasil
Pelaksanaan Siklus I
·
= Baik : 50%
ü =
Cukup : 35%
o
= Kurang : 15%
Dari hasil yang diperoleh saat melakukan
penelitian pada siklus I pada 18 – 21 Maret 2014 meningkat yang tadinya hanya
mencapai 25% menjadi 50%,
dengan demikian hasil yang diperoleh sudah baik namun belum sesuai dengan
harapan penulis, sehingga penulis melakukan penelitian pada siklus selanjutnya
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan penulis sendiri
D.
Deskripsi Siklus II
1.
Perencanaan Siklus II
a. Tindakan
yang akan dilaksanakan/Alternatif
Kegiatan perbaikan pada siklus II
merupakan perbaikan kegiatan untuk mencari permasalahan yang terjadi pada Pra
Siklus dan di Refleksikan kemudian permasalahan yang masih belum terselesaikan
pada Pra Siklus dan Siklus I akan dicari penyebab dan pemecahannya pada Siklus
II
b. Langkah-langkah
Perbaikan
1)
Guru menyiapkan alat
peraga yang akan digunakan dalam pencampuran warna biru dengan warna kuning di
dalam botol
2)
Guru mengkoordinasikan
anak dengan posisi duduk melingkar (circle time)
3)
Guru menjelaskan dan
meminta kepada anak untuk mendengarkan penjelasan dari guru
4)
Guru membuka kegiatan
dengan menyampaikan tema pada hari ini dan diselingi dengan tepuk “AIR”
5)
Guru menjelaskan dan
memperlihatkan media yang akan digunakan
6)
Guru menjelaskan dan
memberi contoh cara mencampur warna yang baik
7)
Setelah anak tertarik
dengan kegiatan tersebut guru meminta kepada anak untuk melakukan kegiatan
mencampur warna biru dengan warna kuning
8)
Guru menggilir anak
empat-empat untuk melakukan kegiatan tersebutagar tidak berebut
9)
Guru memberi bantuan
kepada anak yang membutuhkannya
10) Untuk
memberi motivasi kepada anak agar anak sabar ketika memasukkan air warna biru
dari botol yang dipegamg dengan air warna kuning yang dipegang temannya
sehingga tidak tumpah
11) Guru
mencatat yang dilakukan anak saat melakukan kegiatan tersebut
12) Guru
menilai hasil kerja anak
13) Guru
menyuruh anak kembali duduk melingkar dan menanyakan apa yang terjadi warna
biru dan kuning sudah tercampur (hijau)
14) Guru
menyatakan perasaan mereka apakah senang melakukan kegiatan tersebut.
2.
Pelaksanaan Siklus II
a.
Prosedur Pelaksanaan
PTK
Prosedur pelaksanaan pada Siklus II sama
dengan prosedur yang dilaksnakan pada siklus-siklus sebelumya yaitu dinilai
oleh kepala Sekolah yang menjadi Supervisor 2
b.
Tugas Penilai 1 dan 2
Menilai rancangan satu Siklus ke Siklus
selanjutnya
c.
Prosedur Pengembangan
Pada kegiatan inti yang dilakukan selama
60 menit guru mengkoordinasikan anak dan menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam permainan warna yaitu mencampur warna biru dengan warna
kuning yang langkahnya menugaskan empat anak untuk maju dan berhadapan dua anak
memegang botol dengan air warna biru yang lainnya memegang botol dengan air
warna kuning dan sesekali guru memberi arahan kepada anak, setelah dicampur
guru menanyakan apa yang terjadi jika air tersebut di campur?. Sehingga
kegiatan terlaksana dengan baik karena semua anak dapat melakukan kegiatan
tersebut.
3.
Pengamatan Siklus II
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan perbaikan pada Siklus II maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a.
Anak dapat mencampur
air warna biru dalam botol dengan air warna kuning dalam botol yang dipegang
oleh temannya
b.
Anak memahami tata cara
mencampur warna
c.
Anak dapat menuang air
kedalam botol
d.
Anak dapat mengenal
warna dan pencampuran warna
e.
Anak dapat mengenal
konsep penuh dan kosong
f.
Anak dapat melatih
motorik kasar dan mendapat pengetahuan saat bermain
g.
Anak dapat
mengembangkan aspek bahasa, kognitif dan sosial
Hasil
Pelaksanaan Siklus II
·
= Baik : 85%
ü =
Cukup :15%
o
= Kurang : 0%
Dengan demikian penelitian yang
dilakukan oleh penulis dari Pra Siklus berlanjut ke siklus I dan Siklus II.
Penulis mendapatkan hasilyang sesuai dengan harapannya yaitu Pra Siklus 25%,
Siklus I 50%,
dan Siklus II 85%.
Karena penulis memutuskan hasil dari penelitian ini sudah sesuai dengan
harapan, maka penelitian tidak perlu di lanjutkan kembali.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Data
Hasil Penelitian Pra Siklus
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang
dilakukan di TK Muslimat NU Sijambe dari Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
penulis menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan pada masing-masing Siklus
meliputi Perbaikan Pembelajaran dan hasil belajar siswa
1. Deskripsi
Pra Siklus
Dalam hal ini penulis akan menyajikan
hasil penelitian dan setiap Siklusnya yang di sajikan dalam bentuk uraian dari
setiap Siklus, disertai pembahasan secara langsung. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah pemahaman bagi penulis dan para pembaca dengan demikian pembaca
akan mudah menarik kesimpulan dari setiap kegitan pembelajaran yang sudah
dilakukan
Pra Siklus dilaksanakan pada tanggal 17
Maret 2014, kegiatan pembelajaran dilakukan dari jam 07.30-10.00 WIB di TK
Muslimat NU Sijambe dengan tujuan untuk mengembangkan kognitif sain anak,
dengan menggunakan indikator pengembangan Kognitif 3 yaitu mencoba dan
menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman,
balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda di masukkan ke dalam air (terapung,
melayang, tenggelam), benda-benda dijatuhkan (gravitasi), benda-benda
didekatkan magnet, mengamati benda-benda dengan kaca pembesar, mencicipi rasa,
mencium bermacam-macam bau, mendengarkan bermacam-macam bunyi.
Dalam pelaksanaan pada siklus ini
penulis dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati tingkat keberhasilan dan
kegagalan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan pada Pra
Siklus selesai maka penulis akan melakukan analisa dan mencari tingkat
keberhasilan dan kegagalan pada Pra Siklus.
2. Hasil
Penelitian Pra Siklus
Untuk mempermudah penulis mencari
tindakanatau cara yang dilakukan padakegiatan pembelajaran selanjutnya,
Hasil yang diperoleh penulis saat
melakukan penelitian tindakan pembelajaran pada Pra Siklus adalah 25% dari 20 anak sehingga hasilnya
belum maksimal.
B.
Data Deskripsi Siklus I
1.
Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksankan pada tanggal 18-21
Maret 2014. Sebelum kegiatan perbaikan dilakukan, penulis melakukan susunan
rencana perbaikan pembelajaran dengan berdiskusi bersama penilai 2mengenai
berbagai hal yang harus disiapkan pada proses perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan kognitif sains, penulis menggunakan pengembangan
kegiatan pada indikator kognitif 3 yaitu mencoba dan menceritakan tentang apa
yang terjadi jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman, balon ditiup lalu
dilepaskan, benda-benda di masukkan ke dalam air (terapung, melayang,
tenggelam), benda-benda dijatuhkan (gravitasi), benda-benda didekatkan magnet,
mengamati benda-benda dengan kaca pembesar, mencicipi rasa, mencium
bermacam-macam bau, mendengarkan bermacam-macam bunyi.
Indikator ini dipilih oleh penuis dengan
alasan kegiatan didalamnya bisa dikembangkan dari yang paling mudah hingga ke
tahap yang lebih sulit lagi, serta media yang di gunakan sudah terdapat dan
mudah di dapat. Kegiatan yang di ambil oleh penulis adalah permainan warna dengan
krayon, perbaikan ini di lakukan melalui kegiatan pembelajaran secara
individual.
Dalam pelaksanaan perbaikan penulis
dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati tingkat keberhasilan dan kegagalan
selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan pada Siklus I selesai
maka penulis akan melakukan analisa dan mencari tingkat keberhasilan dan
kegagalan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan mulai dari awal sampai akhir
kegiatan dalam Siklus I.
2.
Hasil Penelitian Siklus
I
Hasil yang di peroleh pada Siklus I ada
rangkuman penilaian anak yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
a.
Tabel aktifitas siswa pada
Siklus I
Aktifitas siswa yang menjadi fokus
observasi pada perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Aktifitas
Siswa Pada Siklus I
Kurang :
4 anak
Cukup :
12 anak
Baik :
4 anak
Berdasarkan tabel tersebut dapat kita
ketahui bahwa aktifitas anak pada proses kegiatan perbaikan pembelajaran pada
Siklus I masih kurang, hal ini di sebabkan karena:
1.
Anak belum paham
tentang langkah-langkah kegiatan
2.
Anak menangis karena
takut bajuna basah
3.
Selalu minta bantuan
karena tidak paham tentang cara-cara dalam kegiatan tersebut
4.
Anak bicara
sendiri-sendiri dikarenakan metode yang digunakan kurang menarik
5.
Anak mengganggu
temannya karena kurangnya pengawasan dan perhatian dari guru
6.
Anak bermain sendiri
dikarenakan media yang digunakan kurang menarik
Berdasarkan
tabel tersebut dapat diketahui bahwa aktifitas guru dalam proses perbaikan
kegiatan pembelajaran pada Siklus I sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat
sebagai berikut:
1.
Guru mengganti
sumber/alat pembelajaran
2.
Guru memotivasi anak
agar meningkatkan rasa percaya diri, dan berani melaksanakan kegiatan
3.
Guru menggunakan media
yang sering digunakan anak
4.
Guru memberi bantuan
kepada anak yang membutuhkan
5.
Guru lebih memperhatikan
anak agar anak tidak bermain sendiri
6.
Guru mengkoordinasikan
anak saat menjelaskan langkah-langkah kegiatan dengan posisi melingkar
7.
Guru mengubah penataan
kelas agar anak lebih konsentrasi dalam melakukan kegiatan
C.
Deskripsi Siklus II
1.
Deskripsi Siklus II
Ebelum melakukan perbaikan kegiatan
pembelajaran pada Siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 24-28 Maret 2014 jam
07.30 s.d 10.00 WIB di TK Muslimat NU Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Pekalongan, penulis menyusun rancangan perbaikan. Indikator pengembangan yang
dilaksanakan Siklus II sama dengan pada Siklus I, hanya kegiatan dan media yang
digunakan berbeda yaitu pencampuran warna menggunakan botol yang di isi air
warna biru dan botol yang di isi dengan warna kuning, di campur jadi satu
sehingga menjadi warna hijau.
Dalam pelaksanaan perbaikan juga masih
sama dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus I yaitu selama kegiatan
pembelajaran ini berlangsung, penulis meminta bantuan kepada teman sejawat dan
upervisor 2 untuk mengamati segala kejadian pada saat kegiatan perbaikan yang
dilakukan oleh penulis. Pada saat kegiatan ini berlangsung. Penulis meminta
kepada Ibu Eka Riyanti S. Pd.
AUD sebagai teman sejawat dan Ibu Nur Khasanah S. Pd. AUD sebagai penilai 2
yang menilai APKG-PKP 1 dan APKG-PKP .
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran pada Siklus II, penulis kembali menganalisa data yang diperoleh
dari Supervisor 2 dan merefleksi keberhasilan maupun kegagalan dari tindakan
perbaikan tersebut. Selanjutnya penulis menyusun laporan penelitian dari hasil
yang diperoleh saat melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus II.
2.
Hasil Penelitian Siklus
II
Hasil penelitian pada Siklus II yang
diperoleh penulis saat melakukan kegiatan tersebut meliputi:
Tabel aktifitas Siswa pada Siklus II
Cukup :
3 anak
Baik :
16 anak
Sangat Baik : 1 anak
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa aktifitas anak pada saat kegiatan pembelajaran sudah baik dari
Siklus I dalam arti pelaksanaan kegiatan perbaikan pada Siklus II sudah
berhasil.
Berdasarkan tabel diatas aktifitas guru
pada Siklus II sudah baik dengan nilai 4,28 tetapi pada setiap guru harus
selalu meningkatkan penguasaan kegiatan pembelajaran serta meningkatkan
kreatifitas dalam melakukan kegiatan pembelajaran/prose belajar.
D.
Rangkuman Data
Peningkatan Keberhasilan Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Rangkuman
data hasil penelitian yang diperoleh penulis akan disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik
Rangkuman data hasil penelitian pada Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
Prosentase Keberhasilan Pra Siklus
Baik :
25%
Cukup :
25%
Kurang :
50%
Prosentase Keberhasilan Siklus I
Baik :
50%
Cukup :
35%
Kurang :
15%
Prosentase Keberhasilan Siklus II
Baik :
85%
Cukup :
15%
Kurang :
0%
E.
Pembahasan Dari Setiap
Siklus
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
proses penelitian, maka penulis menyajikan hasil pembahasan sebagai berikut:
1.
Pembahasan Siklus I
a.
Aktifitas belajar anak
meningkat, hal ini terlihat anak sudah mulai aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Anak merasa senang ketika medianya diganti dan menarik bagi anak
b.
Setelah mellaksanakan
kegiatan perbaikan pada Siklus I hasil proses belajar anak
c.
Hasil belajar siswa
mencapai 50%, namun hasil tersebut belum sesuai dengan harapan penulis,
sehingga proses perbaikan anak dilanjutkan pada siklus berikutnya
d.
Kekurangan pada Siklus
I yaitu guru kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga, sehingga kurang
menarik antusias anak.
e.
Kurangnya penataan
kelassehingga ada beberapa anak yang masih meresahkan guru
2.
Pembahasan Siklus II
Pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran pada Siklus II sudah baik walaupun belum maksimal 100%, tapi sudah
sesuai dengan harapan. Hal ini berdasarkan tiap-tiap anak mempunyai kepekaan
yang berbeda-beda
a.
Anak sudah baik dalam
kegiatan pembelajaran
b.
Anak sudah dapat
mencoba permainan warna dengan satu botol dimasukkan ke botol lainnya
c.
Anak sudah menggunakan
motorik pada saat mencampur warna
d.
Anak sudah memahami
warna primer (asli), dan sekunder (campuran)
e.
Dengan media yang
menarik, antusias anakdan hasil pembelajaran menjadi meningkat
Berdasarkan hasil pembahasan pada Siklus
II, penulis merasa sudah berhasil dalam melaksanakan perbaikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan, untuk itu penulis tidak meneruskan
kegiatan perbaikan pada siklus berikutnya.
Media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai manfaat, diantaranya sebagai alat bantu yang mempermudah
guru dalam mengajar dan sebagai alat bermain untuk meningkatkan kemampuan anak,
meliputi:
1.
Media yang digunakan
dapat meningkatkan kreasi anak
2.
Media yang digunakan
mudah di dapat
3.
Media yang di gunakan
tidak berbahaya bagi anak
4.
Media yang di gunakan
untukmeningkatkan wawasan pengetahuan anak (krayon, cat air, pewarna makanan,
sirup)
5.
Media yang di gunakan
dapat meningkatkan rasa ingin tau anak ketika bermain warna (pencampuran warna).
Dengan demikian penggunaan media yang di
gunakan merupakan media yang tepat
untuk mengembangkan kemampuan Kognitif sains dan Motorik anak. Dalam menetapkan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah hingga yang sulit.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara
kelompok dan inviduserta kegiatan yang bervariasi akan dapat meningkatkan
kegiatan pembelajaran, sehingga dapat optimal karena anak merasa senang dan
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Dengan menggunakan media yang bervariasi
dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan motorik anak. Hal ini terbukti
meningkatnya kemampuan anak tiap siklusnya
2.
Setiap pembelajaran
yang dilakukan memerlukan metode-metode yang bervariasi dan media untuk
menambah pengetahuan anak, dan dapat memotivasi belajar anak serta dapat
meningkatkan kemampuan aspek-aspek perkembangan anak.
3.
Penggunaan media dapat
membantu anak untuk mengenal dirinya sendiri dan lingkungannya. Serta
memungkinkan anak untuk lebih baik lagi
4.
Media belajar sangatlah
penting pengadaannya untuk menunjang keiatan pembelajaran agar hasil yang di
capai sesuai dengan tujuan pembelajaran
5.
Media untuk permainan
warna sangat banyak dan bervariasi, sehingga anak menjadi senang dan antusias
6.
Dengan media yang
beragam akan kaya manfaat dan kaya kegiatan main yang dapat dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran anak usia dini
7.
Peran seorang guru
sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman anak tentang sesuatu hal dan
untuk mengatur tingkat keberhasilan anak
8.
Tingkat
pencapaian perkembangan sains anak sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran masih
sangat rendah yaitu dari 20 anak hanya 5 anak atau 25% yang kemampuan sainsnya berkembang sasuai harapan. Setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1 pencapaian perkembangan sains anak
meningkat menjadi 50% dari 20 anak atau 10 anak yang berkembang sesuai harapan.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 2, pencapaian
perkembangan sains anak berkembang
sesuai harapan mengalami peningkatan mencapai 85% atau 17 anak dari 20 peserta
didik. Dari hasil tersebut maka kegiatan perbaikan tidak memerlukan siklus
selanjutnya.
B.
Saran
1.
Gunakanlah media yang
aman bagi anak sehingga saat digunakan tidak berbahaya untuk anak
2.
Gunakanlah media yang
menarik untuk anak, sehingga anak akan meraa senang dan antusias untuk
melakukan kegiatan tersebut
3.
Dalam memberikan tugas,
gunakanlah tahapan yang paling mudah dulu lalu yang lebih sulit lagi
4.
Seorang guru hendaknya
selalu mendampingi dan membimbing anak saat kegiatan pembelajaran dan
memotivasi anak, memberikan penjelasan kepada anak tentang aturan main dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan diingat oleh anak
5.
Penelitian harus selalu
dilakukan oleh guru agar dapat melihat sejauh mana tingkat perkembangan setiap
anak didiknya untuk dijadikan fokus observasi sekaligus menjadi laporan bagi
orang tua di rumah
6.
Segala sesuatu yang
dilakuakn dalam kegiatan perbaikan yang kiranya dapat meningkatkan kemampuan
anak, sehingga dapat memberikan masukan tentang strategi dalam proses kegiatan
pembelajaran
Dengan demikian kesimpulan dan saran
yang disampaikan oleh penulis, semoga hasil dari kegiatan perbaikan
pembelajaran/penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri maupun pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Briggs, John B. (1977). Evaluasi Mutu Pembelajaran: SOLO Taxonomy. New York: Academic
Press, 1982
Depdiknas. 2008. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Bagian Proyek
Olahraga Masyarakat, Direktorat Olahraga Masyarakat
Hurlock, B. Elizabeth. (1978). Perkembangan
Anak jilid 1. (Terjemahan: Med
Meitasari Tjandrasa bad Muchlihah Zarkasih).
Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
Undang – undang Republik Indonesia/UU RI
No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28
Tabrani,
Permadi. 2001. Memahami Cara
Berpikir dan Bahasa Rupa
Anak, dalam Wacana
Seni Rupa Vol. 2, 1, Maret 2001. Bandung: STISI
Slamet Suyanto
2005, Dasar-Dasar PAUD, Jogyakarta :Hikayat Publishing.
UU No 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas.(2008). Bandung: Citra Umbara
Harun
Rasyid, Mansyur &
Suratno. (2009). Asesmen
Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin,
Cairo : Darul Ihya al-Kutub, t.t.
Read, Herbert. (1967), The Meaning of Art atau Seni Arti dan Problematikanya, terjemahan
R.M. Soedarsono Sp. (2000), Duta Wacana University Press, Yogyakarta.
Sobandi, Ahmad (2008). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/
konsep-media-pembelajaran/
Comments
Post a Comment