MOTORIK
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan
pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial
emosional dan bahasa. Pada masa ini anak sudah memiliki ketrampilan dan
kemampuan walaupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini merupakan fase
foundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Untuk itu, kita
harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan
motorik.
Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat
penting bagi anak usia dini khususnya anak Taman Kanak-Kanak. Sebenarnya
anggapan bahwa perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara
otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru.
Perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya
bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa
yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat atau appropriate, bagaimana jenis
latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan
fisik motorik kasar yang menyenangkan anak. Oleh karena itu perkembangan
motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak
usia dini.
Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya
berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa keterampilan motorik kasar
unsur-unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani
pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat Depdiknas (2008: 1) bahwa perkembangan
motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan
kontrol motorik..
TK ABA Pembina Wiradesa memiliki kegiatan rutin yang
dilakukan setiap hari untuk pengembangan motorik kasar pada anak yaitu Senam Ceria
sebelum belajar. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
fisik motorik kasar anak dan untuk memberikan rangsangan kepada anak supaya
semangat dalam melakukan aktivitas selanjutnya.
2.
Fokus
Penelitian
Setelah di adakan observasi di TK
ABA Pembina Wiradesa, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan
anak yaitu kegiatan “Senam Ceria”.
3.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan:
a. Mengumpulkan
data mengenai:
1)
Alasan pendidik melakukan kegiatan “Senam Ceria”.
2)
Tujuan pendidik melakukan kegiatan “Senam Ceria”.
3)
Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan “Senam
Ceria”.
b. Membuat
analisis kritis (critical analysis)
mengenai kegiatan Senam Ceria.
4.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian untuk:
a.
Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan Motorik
kasar anak di TK ABA Pembina Wiradesa.
b.
Melatih mahasiswa melakukan penelitian di TK ABA
Pembina Wiradesa
c.
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
suatu kegiatan anak di lembaga TK.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik
kasar di perlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga
dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114). Bambang Sujiono (2007:13)
berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan
aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh
anak.
Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system
dalam tubuh yang di kontrol oleh otak. Tidak banyak orang tua yang mengerti
bahwa keterampilan motorik kasar dan halus seorang anak perlu dilatih dan
dikembangkan setiap saat dengan berbagai aktivitas. Pengembangan ini
memungkinkan seorang anak melakukan berbagai hal dengan lebih baik, termasuk di
dalamnya pencapaian dalam hal akademis dan fisik.
2. Karakteristik Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Anak Usia Dini
Keterampilan
koordinasi motorik kasar meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Keterampilan koordinasi motorik kasar
mencakup ketahanan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan
kekuatan.
Menurut
Endang Rini Sukamti (2007: 72) bahwa keterampilan koordinasi motorik kasar
dapat dibagi kedalam tiga kelompok aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di
antaranya yaitu :
a.
Keterampilan lokomotor
Meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat yaitu:
berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri,
dan bersepeda. Keterampilan lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak
akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini
disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan tubuh sendiri,
waktu, hubungan ruang (spasial), konsep arah, visual dan pendengaran. Kesadaran
ini akan terlihat dari usaha anak meniru gerakan-gerakan anak lain atau
gurunya.
b.
Keterampilan Non Lokomotor
Keterampilan non lokomotor,yaitu menggerakkan
anggata tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat seperti: berayun, mengangkat,
bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong.
Keterampilan ini sering di kaitkan dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh,
yaitu gerakan yang membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu.
c.
Keterampilan Manipulatif /Memproyeksi
Keterampilan
manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas,
terutama yang berada di tangan dan kaki. Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain meregang, memeras, menarik,
menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting dan menulis. Keterampilan
memproyeksi, menangkap dan menerima. Keterampilan ini dapat dilihat pada waktu
anak menangkap bola, menggiring bola, melempar bola , menendang bola,
melambungkan bola, memukul dan menarik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah
anak-anak, pendidik dan pimpinan TK ABA Pembina Wiradesa
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
interpretatif yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena atau gejala yang
diteliti di lapangan
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a.
Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik atau
menarik untuk dijadikan fokus penelitian
b.
Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih
mendalam mengenai fokus penelitian.
c.
Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Tabulasi Data
Observasi
|
Wawancara dengan guru
|
Wawancara dengan Pimpinan KB
|
Dokumentasi
|
Di dinding aula ada lukisan
|
Untuk memberikan suasana yang menyenangkan
selain itu lukisan berguna untuk mengenalkan kepada anak-anak tentang gambar,
mengasah bahasa anak dan kognitif anak
|
Agar tempat terlihat menarik dengankaya
gambar dan kaya bahasa, imajinatif dan kognitifnya.
|
|
Kegiatan senam Ceria dilakuan
sebelum masuk kelas
|
Untuk melatih anak berdisiplin
mentaati peraturan sekolah dan mengembangkan kemampuan motorik kasar anak
|
Untuk mengembangkan perkembangan
fisik motorik anak.
|
Dalam PERMENDIKNAS NO.58 tahun
2009 tentang Standar Pendidikan AUD
|
Pendidik yang memimpin senam Ceria
bergantian
|
Ya, kami bergantian sesuai dengan
jadwal piket
|
Di sesuaikan dengan jadwal piket
|
Jadwal piket
|
Pendidik tidak memberikan
penilaian saat senam pagi
|
Sebenarnya di berikan nilai
tetapi dengan pengamatan
|
Dinilai tapi dengan observasi
|
Buku penilaian
|
Ada anak yang tidak melakukan
senam Ceria
|
Karena minat anak sendiri
|
Mungkin anak tersebut tidak mood
untuk melakukan senam pagi
|
|
Senam Ceria dilakukan setiap hari
kecuali hari senin dan anak-anak tidak bosan dengan kegiatan tersebut
|
Karena untuk pembiasaan selain
itu untuk memberikan rangsangan dalam melakukan aktivitas di kelas
Hari senin tidak ada kegiatan
senam pagi karena ada kegiatan upacara dan masalah anak bosan alhamdulillah
mereka tidak bosan karena senam pagi yang kami lakukan sesuai permintaan anak
|
Untuk memberikan rangsangan anak
biar semangat dalam melakukan aktivitas di kelas
Untuk hari senin ada kegiatan
upacara dan anak-anak tidak merasa bosan karena senamnya bervariasi
|
Dalam tujuan, Visi dan Misi TK
ABA Pembina
|
2.
Analisis
Kritis
Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan senam pagi yang dipimpin oleh pendidik dengan metode
praktek langsung merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan
fisik motorik anak. Pengembangkan kemampuan fisik motorik anak yaitu kegiatan
senam pagi di TK ABA Pembina ini merupakan kegiatan yang dilakukan setiap pagi untuk memberikan rangsangan supaya
semangat dalam melakukan kegiatan selanjutnya.
Senam Ceria merupakan latihan
bagi anak untuk menguasai keterampilan, kelenturan dan kecakapan menerima
rangsangan sehingga anak memiliki otot yang terkoordinasi.
Pengembangan fisik motorik
kasar anak di TK ABA Pembina Wiradesa dilakukan melalui kegiatan senam ceria,
dari segi fisiologis pentingnya anak bergerak atau berolahraga akan menjaga
anak agar tidak mendapat masalah pada jantungnya, karena sering dan rutinnya
bergerak dengan cara bergerak maka kegiatan tersebut juga menstimulasi semua
proses fisiologis anak seperti peningkatan sirkulasi darah dan pernafasan.
Menurut Bambang Sujiono (2007:
13) gerakan motorik kasar melibatkan gerakan otot tangan, kaki, dan seluruh
tubuh anak. Dengan kata lain jika keadaan fisik seorang anak sehat ia akan
beraktivitas dengan baik. Kemampuan fisik dan mental anak yang baik merupakan
dasar bagi anak untuk membangun pengetahuan yang lebih tinggi atau lebih luas
lagi.
Secara umum TK ABA Pembina
Wiradesa telah memiliki kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan Senam Ceria tersebut
yang terdiri dari Pemanasan, Inti dan Pendinginan sesuai dengan perkembangan
anak baik secara mental maupun psikis sehingga kemungkinan untuk mencapai hasil
seperti yang di harapkan sangat besar yaitu kegiatan senam pagi yang pada
hakekatnya adalah mengembangkan kemampuan fisik motorik kasar anak.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Tabulasi analisis data dapat
disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1.
TK ABA Pembina mempunyai program kegiatan yang
dilakukan secara rutinitas atau dilakukan setiap hari sebelum masuk kelas yaitu
senam pagi.
2.
Kegiatan senam pagi bertujuan untuk mengembangkan fisik
motorik untuk anak.
3.
Kegiatan senam pagi dilakukan di aula dan diikuti semua
peserta didik serta guru yang mnjadi instruktur senam. Adapun kaset VCD
disediakan berbagai macam variasi
B. Saran-saran
1.
Kegiatan senam pagi di TK ABA Pembina hendaknya diselingi
dengan permainan tepuk tangan sehingga anak lebih bermotivasi untuk melakukan
senam tersebut.
2.
Gerakan yang di berikan pada anak jangan terlalu sulit
sehingga anak dapat mengikuti gerakan senam tersebut
3.
Peran guru dalam memberikan motivasi pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Bambang. 2007. Metode Pengembangan Fisik (Edisi
Revisi). Jakarta:
Universitas
Terbuka.
Depdiknas. 2008. Model
Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Bagian Proyek Olahraga
Masyarakat, Direktorat Olahraga Masyarakat.
Sukamti, Endang R. 2007. Diktat
Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY.
PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009, Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta:
Depdiknas.
Comments
Post a Comment