BAB I Pendahuluan PKP
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan kelompok yang sedang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek
fisik,kognitif,sosio emosional,kreativitas,bahasa dan komunikasi yang khusus
sesuai tahapan yang sedang dilalui oleh anak. Untuk mencapai tumbuh kembang
anak perlu diadakan pendidikan sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
menegaskan bahwa tujuan negara Indonesia didirikan antara lain adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju bangsa yang cerdas dapat dilakukan melalui
pendidikan, karena itu pendidikan merupakan hak asasi yang dimiliki setiap
anak. Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa setiap warga negaraberhak
mendapat pendidikan. Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang perlindungan
anak juga menyatakan bahwa:
1.
Setiap anak
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
2.
Setiap anak
berhak untuk dapat hidup,tumbuh,berkembang dan berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Pendidikan anak usia dini merupakan
bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dimasa mendatang.
Hal ini senada dengan yang tercantum dalam pasal 1 ayat 14 yaitu:
“pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Proses kegiatan belajar mengajar
pada anak usia dini taman kanak-kanak bersifat bermain sambil belajar, belajar
seraya bermain untuk itu pembelajaran yang dilakukan ditaman kanak-kanak harus
memotifasi anak untuk bereksplorasi,berkreasi dalam bentuk belajar secara
menyenangkan. Salah satunya melalui kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengenal apa saja yang ada dilingkungan sekitarnya. Guru juga harus
memberikan layanan secara profesional kepada anak didiknya dalam pengembangan
sikap,pengetahuan dan ketrampilananak.
Interaksi antara guru dan anak didik
pada saat kegiatan pembelajaran adalah aktivitas yang sangat menentukan
kualitas pembelajaran yang berlangsung. Selain itu program pembelajaran dan
bentuk pembelajaran yang direncanakan dengan matang juga akan mempengaruhi
kualitas dan tujuan yang akan dicapai.
Salah satu cara untuk memperluas
atau meningkatkan perkembangan kecakapan ataupun kreativitas anak (motorik
halus) dengan cara memberikan kegiatan menyusun atau mencipta bentuk dari
kepingan geometri . disini guru dituntut untuk mencari media yang sesuai dengan
minat dan usia tumbuh kembang anak TK, sehingga proses pembelajaran dapat
optimal dan tercapai tujuan dari pembelajaran. Namun pada pelaksanaan
pembelajaran pada prasiklus dari 18 anak yang mendapat nilai =4
anak P=5 anak dan ¡=9
anak dengan kata lain hanya 20% saja anak yang berhasil dengan baik, maka
penulis mengadakan penelitian.
1.
Identifikasi
masalah
Berdasarkan
pengamatan penulis yang juga sebagai guru di TK Muslimat NU Sijambe kecamatan
Wonokerto kabupaten Pekalongan pada kelompok Akegiatan anak didik dalam proses
belajar mengajar belum mencerminkan keberhasilan dan teridentifikasi beberapa
masalah antara lain:
a. Anak
didik enggan melakukan kegiatan motorik halus
b. Anak
didik asyik berbicara dengan teman
c. Anak
didik tidak mendengarkan penjelasan guru
d. Anak
didik tidak bisa mengerjakan tugasnya sendiri,masih bergantung pada guru
e. Alat
peraga atau media belajar yang digunakan kurang menarik
f. Kurangnya
kemampuan anak dalam mencipta bentuk dari kepingan geometri.
2. Analisis Masalah
Dari
masalah-masalah yang dihadapi di atas ternyata disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya anak didik belum mampu mengendalikan gerakan jasmaniahnya melalui
kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi, perkembangan fisik motorik perlu
dilakukan sejak dini karena menurut “Hurlock (1996)” anak belum banyak memiliki
ketrampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya
sehingga anak lebih mudah mempelajari keterampilan”
Masalah
yang akan dipecahkan adalah guru kurang sistematis dalam menjelaskan
materi,guru kurang memberikan contoh dan latihan. Guru menggunakan alat peraga
atau bahan ajar yang kurang menarik.
a.
Guru kurang sistematis dalam menjelaskan
materi,anak didik sulit menerima penjelasan yang diberikan dan berdampak pada
kegiatan lain seperti anak tidak mengerjakan tugas karena anak tidak
memahamiperintah yang disampaikan.
b.
Guru kurang memberikan latihan dan
contoh .
Karena
kurangnya contoh dan latihan anak belum bisa memahmi materi, semakin banyak
latihan dan contoh yang diberikan maka akan semakin meningkatkan keterampilan
anak, hal ini selaras dengan pendapat Hurlock(1996) “ Bahwa anak-anak
menyenangi sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang.”
c.
Penggunaan alat peraga yang kurang
menarik
Alat peraga
dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan fisik-motorik anak dan
mengembangkan kemampuan dalam menyusun atau mencipta bentuk dari kepingan geometri serta mempersiapkan
pengkembangan kemampun berfikir kreatif
serta teliti. Dan alat peraga yang dipilih dengan pemanfaatan barang
bekas agar anak lebih tertarik untuk melakukan tugas yang diberikan guru sampai
selesai.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka masalah yang dapat di rumuskan adalah
“Bagaimanakah Upayah “Meningkatkan
Kemampuan Mencipta bentuk dari kepingan geometri melalui pemanfaatan barang
bekas” di TK Muslimat NU Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan di
kelompok A.
C.
Tujuan
Perbaikan
Tujuan
dilakukannya perbaikan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik
halis anak didik di TK Muslimat NU Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Pekalongan kelompok A melalui kegiatan pemanfaatan barang bekas.dan sejauh mana
kegiatan pemanfaatan barang bekas dapat meningkatkan kemampuan mencipta atau
menyusun bentuk dari kepingan geometri anak didik.
D.
Manfaat
Perbaikan
Dilakukannya perbaikan pembelajaran ini diharapkan
bermanfaat bagi antara lain:
1.
Penulis
a. Menambah
pengetahuan dan menerapkan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan
fisik-motorik anak (mencipta bentuk dari kepingan geometri) melalui kegiatan
pemanfaatan barang bekas.
b. Menambah
pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan barang bekas. Dalam meningkatkan
kemampuan fisik-motorik anak
c. Sebagai
motifasi diri dalam meningkatkan belajar.
2.
Sekolah
a. Agar
anak memiliki kemampuan fisik motorik halus yaitu mencipta bentuk dari kepingan
geometri sesuai tumbuh anak
b. Membantu
anak didik dalam memecahkan masalah perkembangan fisik-motorik anak melalui
kegiatan mencipta bentuk dari kepingan geometri.
c. Sebagai
bahan pertimbangan pengetahuan dalam meningkatkan mutu pembelajaran fisik
motorik halus anak
3.
Orang
tua
Menambah informasi dan pengetahuan baru
tentang upaya meningkatkan kemampuan motorik halus,sehingga orangtua dapat
mendorong dan menerapkannya di rumah.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian
pustaka merupakan landasan dalam merencanakan atau melaksanakan tindakan
perbaikan dan menjadi rujukan dalam membahas hasil penelitian. Kajian
pustakamenguraikan teori atau konsep yang sudah disinggung dalam latar
belakang, dan ditambah konsep lain yang relevan dan bisa memperkuat teori yang
sudah diungkapkan. Hal-hal yang dikaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan
masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu: “meningkatkan kemampuan mencipta
bentuk dari kepingan geometri melalui kegiatan pemanfaatan barang bekas”
1.
Kemampuan
motorik halus merupakan kemampuan anak untukmelakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi antara mata,tangan,dan otot-otot kecil pada jari-jari,pergelangan
tangan,lengan yang digunakan untuk aktivitas seni,seperti menggunting,melukis,dan
mewarnai.
2.
Gerakan motorik
halus anak hanya melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh
otot-otot kecil,seperti ketrampilan menggunakan jari tangan dan pergelangan
tangan yang tepat maka gerakan ini tidak membutuhkan tenaga, namun membutuhkan
koordinasi mata dan tangan yang cermat. Oleh karena koordinasi antara mata dan
tangan sudah semakin baik maka anak sudah dapat mengurus diri sendiri dengan
pengawasan orang yang lebih tua. Gerakan motori halus yang terlihat saat usiaTK
antara lain adalah anak mulai dapat menyikat gigi,menyisir,membuka dan menutup
reslaiting,memakai sepatu sendiri,mengancingkan pakaian serta makan sendiri
dengan menggunakan sendok dan garpu,(Bambang Sujiono dkk;(2012:1.14).
3.
Motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu,yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misal
kemampuan memindahkan dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis
dan sebagainya, (www,goegle.com.”motorik halus”)22.4.14,21.00 WIB).
A.
KEMAMPUAN
1.
Kemampuan
menurut Mohammad Zain dalam milman yusdi(2010:10) mengartikan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan,kecakapan,kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
2.
Sedangkan
Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati(2001:34) mendefinisikan kemampuan sebagai
suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
3.
Semantara itu,
Robbin(2007:57) kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragamm tugas dalam suatu pekerjaan, lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan(ability) adalah
sebuah penelitian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Berdsarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan
atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas
tindakanseseorang. Pad adsarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok
faktor(Robbin 2007:57) yaitu:
1.
Kemampuan intelektual
(intelektual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.
2.
Kemampuan fisik
(phisical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina,ketrampilan,kekuatan,dan karakteristik serupa. (diposkan 21st
July 2011 oleh Milman Yusdi).
B.
MENCIPTA
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
mencipta diartikan:
1.
Memusatkan
pikiran (angan-angan) untuk mengadakan sesuatu untuk dapat- cerita yang
baik,Kbbi 3
2.
Menjadikan sesuatu
yang baru tidak dengan bahan: Allah-bumi dan langit
3.
Membuat atau
mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin: menurut cerita, yang-candi prambanan
ialah bandung bondowoso. Source Kbbi 3
4.
Membuat hasil
kesenian (spt mengarang lagu,memahat patung), yang-lagu Indonesia Raya adalah
W.R Supratman: source Kbbi 3.
C.
BENTUK
Pengertian bentuk menurut kamus
besar bahasa Indonesia adalah rupa atau wujud yang ditampilkan. Hampir sama
dengan arti dan makna bentuk menurut Leksion Grafika yaitu macam rupa atau
wujud sesuatu,seperti bundar,bulat,segi empat,dan sebagainya.
Sedangkan Plato mengemukakan bahwa
rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh
perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata. Menurut Plato,”
Socrates bertanya kepada Meno tentang defenisi bentuk/rupa”. Dari dialog
tersebut muncul lebih dari satu defenisi pasti, Socrates percaya bahwa tidak
ada satu defenisi akurat yang mampu menjelaskan sesuatu, segala sesuatu,
termasuk defenisi bentuk.
Sedangkan ahli matematika dan statistik
dari inggris, David George Kendall mendefenisikan “bentuk” sebagai seluruh
informasi geometris yang akan tidak berubah ketika parameter lokasi,skala,dan
rotasinya dirubah.
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa arti dari bentuk adalah wujud yang ditampilkan
yang tidak dapat dibatasi oleh perbedaan-perbedaan dan tidak berubah saat
parameter,lokasi,skala,dan rotasinya berubah.
D.
GEOMETRI
Adalah:
1.
Cabang
matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang,
dan ruang.
2.
Ilmu-ukur
E.
BARANG BEKAS
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia
“ barang diartikan sebagai benda yang
berwujud-sedangkan arti kata “bekas” adalah sisa habis dilalui,sesuatu yang
menjadi sisa pakai) Tantri Yuniar,(1997) Kamus lengkap Bahasa Indonesia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa barang
bekas adalah benda yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu
kali.
Comments
Post a Comment