Contoh Makalah Analisis Membilang 1-20



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyediakan program bagi anak umur 4 sampai 6 tahun yang bertujuan untuk membantu mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral, agama, sosial, emosional kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk setiap memasuki pendidikan selanjutnya.
Bermain merupakan sarana yang amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Menurut Vygotsky (dalam Montolalu, dkk 2005: 1.13) membenarkan adanya hubungan erat antara bermain dan perkembangan kognitif. Menurut Depdiknas (2000: 1) menyatakan bahwa: Kemampuan anak terhadap angka umumnya sangat besar. Di sekitar lingkungan kehidupan anak seringkali ditemui berbagai bentuk angka, misalnya: pada jam dinding, uang, dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa: angka telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, maka pada saat ini sangat tepat sekali untuk mengenalkan konsep angka atau matematika dasar kepada anak. Pengenalan konsep angka sebaiknya dilakukan melalui penggunaan benda-benda konkrit.
Setelah peneliti melakukan observasi awal di TK Muslimat NU Pecakaran, peneliti menemukan masalah bahwa anak sudah bisa menyebutkan   urutan bilangan 1-10 bahkan sudah sampai 20, tetapi apabila ditanya angkanya sebagian besar mereka tidak paham dan masih belum bisa menulis angka-angka yang telah disebutkannya, hal ini disebabkan karena anak-anak yang menyebutkan bilangan tersebut tanpa melihat bagaimana bentuk angkanya.
Selain itu, penulis juga menemukan masalah yaitu media yang digunakan guru dalam pengenalan angka kepada anak hanya melalui kartu-kartu angka dan melalui papan tulis, sehingga anak kurang tertarik dengan apa yang disampaikan oleh guru. Metode-metode yang  digunakan  oleh  pendidik  dalam  mengenalkan  konsep  angka  kepada  anak  sangat kurang menarik bagi anak, alat peraga atau alat permainan yang digunakan tidak menimbulkan rasa ingin tahu anak dalam hal mengenal konsep angka.
Konsep angka adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah pengetian. Konsep angka ini selalu dikaitkan dengan pekerjaan menghubung- hubungkan  baik  benda-benda  maupun  dengan  lambang  bilangan.  Menurut  Montessori (dalam  Sudono, 1995:  2),  dengan  bermain  anak  akan  memiliki  kemampuan  untuk memahami konsep dan pengertian secara alamiah tanpa terpaksa seperti konsep angka dan warna.
Menurut Einon (2005:46) belajar menghitung adalah langkah pertama dalam mengerti apa arti angka. Saat anak-anak mulai menghitung, mereka menganggap itu sebagai irama. Mungkin mereka mengerti apa arti 1-2-3, tetapi tidak dapat membayangkan arti 6-7-8.
Pembelajaran angka bersifat hierakis, dengan demikian kegiatan pengembangan kemampuan konsep angka di TK juga perlu dilakukan secara bertahap. Hal ini menoba menunjukkan pentingnya konsep angka ini mulai diperkenalkan pada anak usia 4-5 tahun. Pengembangan ini yang biasanya yang disebut sebagai stimulasi konsep angka permulaan di TK. Menurut Mutiah (2010: 162): Manfaat angka adalah akan meransang kesadaran anak terhadap angka-angka. Sehingga jika angka-angka dipelajari sebagai bagian rutinitas, maka anak akan terbiasa dengan hitung menghitung saat bermain”.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat konsep angka bagi anak adalah jika anak selalu bermain dengan konsep angka maka anak akan terbiasa hitung menghitung serta mengelompokkan benda dan membandingkan jumlah benda.
B.     Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas TK Muslimat NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan " membilang angka 1-20".

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1.    Mengumpulkan data mengenai :
a.    Alasan pendidik melakukan kegiatan " membilang angka 1-20".
b.    Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c.    Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2.    Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1.    Untuk  mengetahui  proses  pelaksanaan pembelajaran dengan Mengenal dan membilang angka 1-20 dalam pengenalan konsep bilangan di TK Muslimat NU Pecakaran.
2.    Untuk meningkatkan kemampuan kognitif  matematika  anak  TK dalam pembelajaran pengenalan konsep bilangan melalui permainan Mengenal dan membilang angka 1-20.
3.    Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga PAUD.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Kemampuan Kognitif 
Kemampuan kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan yang ada di TK. Pengembangan kemampuan ini diarahkan agar anak mampu menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-harinya, mengembangkan daya ciptanya dan mengenal kondisi-kondisi yang terjadi di lingkungan sekitarnya.  Menurut Chaplin (dalam Asrori: 2007) kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan mempertimbangkan. Sedangkan menurut Susanto (2011:47) berpendapat, kognitif merupakan “suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa”.  Melalui pengembangan kognitif, anak diharapkan untuk memahami situasi yang terjadi di lingkungannya, seperti penyebab banjir, sakit gigi, dan sebagainya. Senada dengan hal di atas, Depdiknas (2007:3)  juga  mengemukakan bahwa: Pengembangan kognitif adalah suatu proses berfikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan sesuatu. Dengan kata lain anak akan membangun dunia kognisi mereka sendiri karena anak mampu mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru tidak hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan.
Dari pendapat di atas dapat peneliti di simpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir, menghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan dalam menyesuaikan diri untuk mencapai tujuan. Kemampuan kognitif diarahkan agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif. Selain itu, anak juga diarahkan agar mampu memahami simbol-simbol yang tersebar di dunia sekitar, seperti simbol bilangan.


B.     Konsep Bilangan

Bilangan merupakan salah satu unsur penting dari matematika. Bila kita membicarakan mengenai konsep matematika, maka kita tidak akan terlepas dari adanya bilangan. Menurut Adjie dan Rostika (2006:94), bilangan merupakan “suatu unsur (objek) yang tidak didefinisikan (underfined term)”. Dengan kata lain, tidak ada kata-kata yang dapat mengartikan mengenai arti dari bilangan. Walau begitu, kehidupan manusia tidak terlepas dari bilangan, misalnya jumlah siswa yang hadir dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli mainan.

Konsep bilangan di Taman Kanak-kanak meliputi pengenalan bilangan dengan menggunakan benda-benda konkrit, menyebut urutan bilangan, membuat urutan bilangan, membedakan dan membuat dua kumpulan benda (yang sama jumlahnya, tidak sama jumlahnya), bahkan sudah diajarkan mengenai penjumlahan dan pengurangan melalui benda-benda konkrit tersebut.
Konsep membilang dalam penelitian ini adalah kemampuan anak dalam menyebutkan bilangan dan mengenal lambang bilangan. Indikator dari kemampuan membilang yaitu meliputi (1) anak dapat membilang 1-20, (2) anak dapat mengenal dan menunjukkan lambang bilangan 1-20, (3) anak dapat memasangkan lambang bilangan dengan jumlah gambar dari 1-10. Indikator-indikator tersebut akan di ukur secara kualitatif dengan menggunakan panduan observasi, wawancara, pengetesan dan dokumentasi.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan TK Muslimat NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan.
B.     Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
C.    Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1.    Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam pelajaran yaitu pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2015.
2.    Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan Pimpinan TK untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan Kognitif anak melalui pembelajaran Mengenal dan Membilang Angka 1-20.
3.    Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.

BAB IV
ANALISIS DATA
A.    Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :
Observasi
Wawancaradengan guru
Wawancara dengan Pimpinan TK
Dokumentasi
Model pengembangan pembelajaran dengan klasikal
Di TKM NU Pecakaran model pengembangannya menggunakan klasikal biar anak cepat menyelesaikan tiap kegiatan
Agar anak cepat menyelesaikan tiap kegiatan
Sesuai yang tertulis di RKH.
Penataan Ruang di tembok kelas di tempeli gambar buah, binatang dan ada hasil karya anak
Supaya anak tertarik dalam kegiatan belajar dan bermain
agar anak merasa bangga dengan hasil karya yang di tempel

Adanya Kegiatan membilang 1-20
Kegitan membilang 1-20 untuk memperkenalkan matematika kepada anak untuk mempersiapkan diri dalam menghitung karena akan masuk SD.
Agar anak dapt membilang dan mengurutkan angka dengan urut dan benar.

Pelaksanaan kegiatan membilang anak ditunjuk untuk mengurutkan angka kemudian dilanjutkan temannya.
Supaya melatih anak untuk mengurutkan sesuatu dan bisa menghitung jumlah benda.
Agar dapat berhitung

Ada seorang anak yang masih di tunggui orang tuanya
Pertama datang sekolah memang agak rewel tapi kemudian akan merasa nyaman dengan teman-temannya, ibu anak tersebut juga menjauhi dikit demi sedikit
Pertama datang sekolah memang agak rewel tapi kemudian akan merasa nyaman dengan teman-temannya, ibu anak tersebut juga menjauhi dikit demi sedikit



B.     Analisis Kritis
Dari data di TK Muslimat NU Pecakaran dapat disimpulkan bahwa kegiatan membilang 1-20 merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan kognitif anak. Sejalan dengan pendapat Chaplin (dalam Asrori: 2007) kemampuan konitif adalah suatu proses berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan mempertimbangkan.
Melalui kegiatan Membilang 1-20 yang dilakukan di TK Muslimat NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan diharapkan mampu mengembangkan Kognitif anak, Dengan kegiatan membilang anak diarahkan agar mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif. Selain itu, anak juga diarahkan agar mampu memahami simbol-simbol yang tersebar di dunia sekitar, seperti simbol bilangan. Dengan membilang anak akan dapat lebih berfikir seperti yang diungkapkan oleh Susanto (2011:47) berpendapat, kognitif merupakan “suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Secara umum TK Muslimat NU Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan apa yang diharapkan oleh guru dan orang tua.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1.    Kegiatan membilang merupakan kegiatan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak usia dini termasuk pengembangan pengenalan konsep angka kepada anak
2.    Konsep angka melibatkan pemikiran tentang berapa jumlah atau berapa banyak termasuk menghitung, mengelompokkan dan membandingkan. Menghitung merupakan cara belajar mengenai nama angka, kemudian menggunakan nama angka tersebut untuk mengidentifikasi jumlah benda.
3.    Subjek penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah anak TK Muslimat NU Pecakaran.
4.    Dengan membilang untuk pengenalan konsep angka anak berdasarkan hasil  penelitian anak dapat membilang 1-20 dengan baik dan benar.

B.     Saran-Saran
1.    Bagi TK, Pihak sekolah sebaiknya menyediakan alat-alat permainan yang dapat meningkatkan kognitif anak dalam pengenalan konsep angka melalui berbagai macam bentuk permainan yang menarik bagi anak.
  1. Bagi Pendidik, Sebagai pendidik harus mampu dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran didasarkan pada pelaksanaan dan evaluasi sebelumnya, pelaksanaan program didasarkan pada perencanaan, dan evaluasi dilakukan berdasarkan perencanaan dan pelaksanaan program. Memberi motivasi kepada anak baik secara individual atau kelompok dilaksanakan dengan penuh kesabaran
  2. Bagi Anak, Bagi anak didik  diharapkan dapat menggunakan media Kartu angka untuk Membilang 1-20.

DAFTAR PUSTAKA
Adjie, N. dan Rostika, D. (2006). Konsep Dasar Matematika. Bandung: UPI Press.
Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana prima.
B.E.F Montolalu, dkk. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: UT
Dekdiknas, 2007. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas 2000. Permainan Membaca dan Menulis Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas
Einon, Dorothy. 2005. Permainan Cerdas Untuk Anak. Jakarta: Erlangga
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Sudono Anggani. 1995. Alat-alat Permainan dan Sumber Belajar Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud
Susanto,  A.  (2011). Perkembangan  Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Comments

Popular Posts